Friday, June 5, 2015

MENGUNJUNGI TERAPIS KETINGGIAN

By : Bams Nektar
Inspirasi setelah menjelang tidur
Inspirasi bagi Pendaki #13

Saya iseng- iseng memasukan kata kunci di kolom “search” (cari) dengan kata “Manfaat naik gunung” di grup pendaki ini. Menarik sekali hasil pencarian yang Saya dapatkan.

Diantara hasil pencarian tersebut, diposting oleh salah satu Saudara kita dengan nama FB; Ingsun WoyoPendaki Indonesia, 19 Maret yang lalu, dengan postingannya,  “Apa yg menurut kawan semua tentang makna mendaki gunung?. Dan apa maknanya untuk kehidupan anda di dalam menjalankan nya. Yo kita berbagi ilmu kehidupan yang kiranya dapat memberi manfaat”


Bahasa yang digunakan bersifat mengajak untuk turut serta menggali tentang permasalahan tersebut.

Ada juga yang memposting hal yang tidak jauh berbeda, namun dengan gaya bahasa “Cuma bertanya”.

Farhan Steady
Pendaki Indonesia
, 5 May yang lalu, “Salam Lestari. Numpang tanya, *Untuk apa mendaki gunung? *Apa manfaat dari mendaki gunung? *Keuntungan apa yang bisa diambil dari mendaki gunung ? *Apa yang diberikan gunung kepadamu?

Ada juga kawan Pendaki yang memposting dengan gaya bahasa apatis, yang mungkin Cuma posting buat bikin rusuh.

Akhirzamann
, 28 May yang lalu,
“Apa sih manfaatnya mendaki gunung untuk/ bagi alam....? Kok jargonya salam lestari....hufffff ngak ngerti....

Untuk jawaban dari semua posting tersebut akan kita dapatkan banyak sekali dan bermacam- macam jawaban. Mulai dari jawaban yang serius, masa bodoh, dan ada juga yang menjawab dengan bergurau. Bahkan juga jawaban klise seperti mendidik kemandirian, membentuk jati diri, melatih kesabaran dan mensyukuri ciptaan Tuhan juga bayak dijadikan jawaban.

Ada juga yang memberikan jawaban cenderung “puitis” dan filosofis seperti : “Jangan Tanya kenapa kami naik gunung, karena kami akan memberikan jawaban yang berbeda dan sulit dimengerti. Datanglah ke gunung dan temukan jawabannya”. Haihaiiii….

Ada yang salah dengan jawaban tersebut? Tentu saja tidak. Semuanya betul. Gak ada yang salah walaupun berbeda- beda. Namun, untuk hal ini Saya lebih cenderung memandangnya dari segi ilmu empiris.

Ada dua studi yang telah dilakukan untuk hal ini.

Studi pertama ; Meneliti 260 orang yang sehat. Akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa masuk hutan, yang harus berjalan melalui hutan dan ruang terbuka terlebih dahulu, dapat menurunkan denyut nadi dan tekanan darah. Efek ini bisa berlangsung selama sebulan. Tes air liur subjek menunjukkan adanya penurunan tingkat kortisol, yang berarti terjadi penurunan stres.

Studi kedua; Pengujian subjek dibagi menjadi dua kelompok: pertama, mereka yang tinggal di lingkungan perkotaan, yang kedua mereka dikirim ke daerah berhutan. Kedua kelompok ini dilibatkan dalam kegiatan yang sama dan menu makanan yang sama. Para peneliti percaya bahwa zat kimia phytoncides, minyak yang menjaga pohon dari serangan serangga dan pembusukan, entah bagaimana bisa memengaruhi zat kimia dalam otak manusia.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa berada di alam bebas dapat meningkatkan jumlah sel - sel pembunuh alami yang melawan kanker, meningkatkan sel darah putih, dan mengurangi kadar glukosa bagi penderita diabetes.

Profesor Qing Li, Presiden Komunitas Terapi Hutan Jepang mengatakan, "Masuk hutan dapat memiliki efek pencegahan pada pembentukan dan perkembangan kanker."

Epoch Times melaporkan penelitian pada tahun 2010, yang menunjukkan bahwa, suasana yang tenteram dapat mengubah aliran darah sehingga menenangkan otak, memungkinkan membuat lebih banyak koneksi antara bagian - bagian otak yang berbeda.

Ilmuwan Jepang juga menyimpulkan bahwa merasakan sinar Matahari, aroma pohon, dan suara air dapat memiliki efek yang menenangkan.

Alam dapat digunakan sebagai terapi dan pendidikan. Eeva Karjalainen dari Institut Penelitian Hutan Finlandia, yang berkaitan dengan pengelolaan hutan secara sosial, mendukung temuan tersebut dan mengatakan bahwa berwisata ke hutan dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental dengan cara mengurangi stres.

Di Inggris dan Eropa, terapi depresi dilakukan dengan bekerja di pertanian dan pertamanan. Tak peduli apakah memilih merawat tanaman atau hewan, tindakan merawat sesuatu yang hidup di udara segar telah memberikan pengaruh positif pada pasien dengan depresi klinis.

Inggris memiliki lebih dari tiga lusin pertanian yang digunakan untuk terapi, Norwegia memiliki sekitar 400 buah, dan Belanda sekitar 600 buah. Pertanian merupakan bagian yang lebih luas dari pemikiran studi dalam Ecoterapi, bahkan berjalan di luar ruangan bisa menjadi terapi yang bermanfaat.

Studi di Inggris menunjukkan, bahwa 71 persen orang yang mengambil “jalan hijau” merasa berkurang depresinya.

Sedangkan studi di Amerika Serikat, juga menunjukkan bahwa ruang hijau memiliki efek positif pada hiperaktif dan ADHD.

Pertanyaannya adalah, jika alam, hutan atau gunung mampu membuat orang menjadi lebih baik di luar negeri, bagaimana di dalam negeri kita yang hutan dan gunungnya lebih banyak dan variatif ???

Jadi,,, mengapa anda masuk hutan dan naik gunung???

“Mengunjungi therapist….!!!”.

* * * *  *
Kota adalah penyakit bagi para pendaki. Hutan dan gunung adalah obatnya.

Semoga jiwamu tercerahkan.

*B4MS*

* * * *  *

Bams mengajak untuk :

 “GUNAKAN HATI SAAT MENDAKI”


BAMS2 photo BAMS2.jpg YULI2 photo OELIEL2.jpg ZAKI photo ZAKI.jpg RAIHAN photo RAIHAN.jpg RAKAN photo RAKAN.jpg KEENAN photo KEENAN.jpg

No comments:

Post a Comment