Monday, July 11, 2016

PULAU PANJANG, BINTANG LAUT DAN PASIR PUTIH YANG TERBENTANG

Ini perjalanan kali kedua saya dan kawan- kawan dari komunitas PARI – Penjelajah Alam Kepri – menuju ke Pulau Panjang. Lokasi yang menjadi favorit kami di Pulau Panjang tentu saja Busong Pulau Panjang. Masyarakat daerah Pulau Panjang menyebut pulau pasir putih tanpa satupun pepohonan yang hidup di sana, sebagai “busong”. Artinya masih menjadi bagian dari pulau utama, namun dipisahkan oleh laut dangkal. Isinya? Pasir semuanya.


 Setelah menempuh perjalanan darat selama kurang lebih satu jam perjalanan menuju ke Jembatan V Barelang, kamipun akhirnya sampai di Pelabuhan Sijantung. Tepat tidak jauh di bawah Jembatan V Barelang.


Untuk mencapai Pelabuhan Sijantung ini sangat mudah. Setelah Jembatan V Barelang, sekitar 200 meter akan kita jumpai pertigaan yang berbelok ke arah kiri menuju lokasi wisata Camp Vietnam. Menuruni pertigaan kea rah Camp Vietnam akan kita jumpai kembali pertigaan selanjutnya, jika ke kanan maka kita akan masuk ke lokasi wisata Camp Vietnam di Pulau Galang. Untuk ke Pelabuhan Sijantung kita mengambil jalur kea rah kiri, melewati perumahan penduduk. Jalan akses menuju pelabuhan ini sudah licin beraspal. Namun kendaraan tidak dapat melaju cepat, karena di jalanan diletakan tali tambat kapal sebagai “polisi tidur” oleh masyarakat setempat agar para pengendara tidak ugal- ugalan.
Dermaga kayu Pelabuhan Sijantung.

Pelabuhan Sijantung mempunyai lapangan parkir yang luas. Satu bangunan permanen dua lantai yang megah, terletak di sebelah kanan area pelabuhan tersebut , namun dalam keadaan kosong, belum dioperasikan. Sebuah kapal pengangkut minyak bersandar di dermaga beton di sebelahnya. Sepuluh meter dari dermaga beton tersebut, menjorok sebuah dermaga kayu. Di bagian sebelah kiri pelabuhan terdapat sebuah restoran apung, yang biasa disebut “kelong” oleh masyarakat Kepulauan Riau.

Perahu kayu berkapasitas 25 orang yang kami tunggu sebagai alat transportasi ke Pulau Panjang mulai merapat di Pelabuhan Sijantung, Jembatan V Barelang. Para penumpang yang telah menunggu dengan sabar segera bergegas menaikinya melalui dermaga kayu yang sudah mulai goyang. Entah mengapa perahu itu memilih bersandar di dermaga kusam, sedang di sebelahnya mengambang kokoh dermaga beton dengan cat berwarna biru terang.

Bagi saya dan teman- teman dari Komunitas PARI – Penjelajah Alam Kepri - , hal itu bukan menjadi suatu masalah yang harus dipertimbangkan. Yang penting dapat sesegera mungkin menapakan kaki di Pulau Panjang. Sekitar 30 menit jauhnya dengan menaiki kapal kayu sebagai transportasi para penduduk sekitar Jembatan V Barelang. Hanya dengan membayar ongkos Rp. 6.000,- kita sudah bisa menikmati perjalanan laut melewati Almira Kelong & Villa di sebelah kiri perjalanan, sedangkan pulau mungil kosong di sebelah kanan juga menggoda untuk disinggahi.
Dermaga Pulau Panjang.

Melintasi bagian bawah Jembatan V Barelang merupakan keasyikan tersendiri bagi para penumpang. Selepas itu, di sebelah kanan, terdapat pemandangan rumah pohon di tepi pantai yang tinggi menjulang. Sekitar 15 meter tingginya, dibangun di atas sebuah pohon di pinggir pantai oleh siempunya. Tangga- tangga kayu berkelok- kelok menjadi satu- satunya jalan untuk mencapai puncak rumah pohon itu. Nanti… Ya, nanti. Kita cari waktu untuk menaiki rumah pohon itu.

Tiga puluh menit waktu berlalu. Tak terasa kapal kayu merapat di dermaga Pulau Panjang. Eci, teman kami yang tinggal di Pulau Panjang sudah menunggu di dermaga. Para penumpang segera meloncat ke tangga kayu untuk menaiki dermaga beton yang lumayan tinggi. Kami sudah tidak sabar untuk segera berlayar kembali menuju Busong Pulau Panjang.

Keluarga Ecie, sebagai tuan rumah kami di Pulau Panjang sudah menyiapkan makan siang dengan lauk khas pulau, apalagi kalu bukan seafood. Makanan laut yang kaya protein. Sudah tersaji ikan bakar, ikan gulai, gonggong (kerang) rebus, dan ulapan yang memancing selera. Tanpa komando, kami “menerjang” makanan yang sudah disediakan, tanpa rasa malu bak pengungsi yang kelaparan. Comot sana comot sini, begitulah seni makan bersama di sini.

Setelah makan siang, kami bersiap diri untuk menuju ke Busong Pulau Panjang. Pasir Bosong tersebut terlihat jelas berkilauan ditimpa sinar matahari siang. Memandangnya dari jendela dapur rumah panggung di Pulau Panjang semakin menggiurkan. Semua sudah tidak tahan untuk segera melompat ke perahu yang sedang disiapkan oleh si Ucil, sang tekong yang akan mengantarkan kami ke Busong.

Semuanya buru- buru naik ke perahu melalui tangga dapur rumah panggung. Mesin perahu dihidupkan dan kamipun bertolak ke Busong Pulau Panjang.
Perahu merapat di Busong Pulau Panjang.

Kurang dari 10 menit, perahupun merapat di pantai berpasir putih yang lembut. Inilah Busong Pulau Panjang yang mempesona. Dikelilingi lautan bening yang menghampar, sehingga kita dapat melihat ratusan bahkan ribuah bintang laut di bawah permukaan beningnya air laut yang sangat menggoda untuk diselami. Anak- anak melompat kegirangan, berlarian di atas pasir putih yang terbentang. Sebagian kawan mengabadikan kenangan dengan kamera yang sudah mereka siapkan sebelum menuju ke Busong ini.
Berfoto ria di Busong.

Bersilfie bersama.

Dengan tenda...

Bersama tenda (lagi).

Dan... Tenda lagi.

Tenda untuk background fotopun didirikan. Wah, pada berebutan berfoto ria di tenda. Sementara sebagian lainnya sudah menceburkan diri di beningnya lautan. Beberapa bintang laut tak luput menjadi “pinjaman” untuk berfoto ria.
 Camar laut beterbangan.

Tak berapa jauh dari Busong Pulau Panjang, barisan pantai Pulau Galang berjajar rapi di bawah sengatan mentari Bulan Juli. Di arah sebaliknya, jajaran rumah- rumah panggung seolah- olah dapat digapai dengan sekali lambai. Busong ini memang tepat berada di pertengahan laut antara Pulau Panjang dan Pulau Galang, sehingga kita merasa dekat ke Pulau Galang namun tak merasa jauh dari Pulau Panjang.
Dekat dengan Pulau Panjang.

 Berjalan di hamparan pasir.

Berenang di beningnya lautan.

Keenan tak ketinggalan bermain air.

Dua jam adalah waktu yang lebih dari cukup buat kami melepas hasrat di busong ini. Waktunya untuk kembali menuju ke Pulau Panjang. Ucil, sang tekong yang juga sudah puas berenang ke sana- ke mari sebelumnya, sudah menunggu di perahu motor dan sudah siap untuk mengantar kami kembali ke Pulau Panjang dan kemudian menuju ke Pelabuhan Sijantung, Jembatan V Barelang, agar kami tidak kemalaman di perjalanan menuju Batam.

Silahkan diintip video keseruan perjalanan ke Busong Pulau Panjang ini ya sob :) 

Bams@2016

No comments:

Post a Comment