Thursday, February 11, 2016

INGATLAH AKU SEBAGAI PENDAKI

Pendaki yang yang ingin dikenang harus baca…

By : Bams Nektar
Inspirasi bagi Pendaki #27

Jika dihitung jumlah peralatan utama pendakian yang Saya miliki, dan dibandingkan dengan pernak- pernik yang Saya punyai, jumlahnya lebih banyak pernak- pernik tersebut. Wujudnya rata- rata kecil dan simple, sehingga mudah dalam penyimpanannya.




Pernak- pernik ini bagi Saya berfungsi menjadi tiga kegunaan di gunung.

Pertama sebagai alat bantu dalam pendakian, seperti misalnya pisau. Untuk memasak dan membuka kemasan akan sangat berguna sekali, selain itu dapat dijadikan peralatan dasar dalam keadaan survival.

Kedua sebagai aksesoris, seperti misalnya scraft/ bandana. Lumayan untuk memperindah hasil foto selfie, hehehe....  :D

Ketiga sebagai PENGINGAT bagi pendaki yang Saya kenal di jalur atau teman seperjalanan.

Pernak- pernik tersebut sengaja Saya hadiahkan bagi teman pendaki tersebut sebagai kenang- kenangan, agar Saya selalu diingat olehnya. Paling kurang saat dia menggunakan atau memakai hadiah tersebut, dia pasti teringat dari mana dia mendapatkannya dan siapa yang memberikannya.

Saya memang sengaja mempersiapkan satu atau beberapa benda untuk dijadikan sebagai kenang- kenangan bagi teman pendaki yang Saya jumpai di perjalanan pendakian Saya.Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi Saya selain banyaknya teman yang mungkin setiap saat akan selalu mengingat Saya di setiap mereka menggunakan hadiah tersebut.

Bisa jadi saat dia memakai multi tool yang Saya hadiahkan untuk memperbaiki carriernya, dia akan teringat kepada Saya, orang yang telah memberikan multi tool itu. Bisa jadi saat dia berbaring di dalam hangatnya tenda, dia akan teringat kepada Saya, kawan yang telah menghadiahkan bantal angin yang sedang menjadi alas kepalanya. Dan bisa jadi saat dia tengah berada di puncak tertinggi sebuah gunung, dia juga akan mengingat Saya, karena scraft penghias rambutnya berasal dari tangan Saya.

Benar sekali jika Shakespeare mengatakan, “Apalah arti sebuah nama”. Sebuah nama yang diucapkan hanya pada satu masa saja akan sangat mudah terlupakan. Memberikan sebuah “tanda mata” adalah cara Saya agar kawan pendaki ingat kepada Saya.

Mengingat seseorang atau nama seseorang sebenarnya adalah sesuatu yang cukup sulit dilakukan. Sulit dilakukan terutama jika Saya berjumpa dengan banyak pendaki dalam satu hari dan perjumpaan serta interaksi tersebut juga dilakukan untuk waktu yang singkat. Pendakian gunung biasanya menghabiskan waktu normal 2- 4 hari, bahkan bisa lebih untuk gunung tertentu. Jika dalam rentang waktu tersebut Saya berjumpa rata- rata 20 orang pendaki dalam satu hari, berarti dalam empat hari Saya berinteraksi dengan rata- rata 80 orang pendaki. Dan itu adalah suatu yang mustahil bagi Saya untuk menghapal semua nama pendaki, apalagi jika nama mereka adalah nama yang asing di telinga dan dalam ejaan yang sulit untuk diucapkan. Bahkan tidak jarang Saya harus menghapal termasuk “nama gunung” mereka, jika ada :D

Mengingat seseorang atau kata dan kalimat sebenarnya dapat dipelajari dengan beberapa teknik, salah satunya adalah metode Mnemonik. Mungkin sebagian orang belum mengenal istilah Mnemonik.

Mnemonik itu sendiri adalah kata yang sudah ada sejak seribu tahun yang lalu atau lebih. Orang yunani kuno dahulu sangat memuja kemampuan ingatan sehingga mereka mempunyai dewa yang bernama Mnemosyne, yang berarti “berpikir masak-masak”, yang berkedudukan sebanding dengan dewa cinta dan kecantikan.

Sejumlah strategi ingatan dirancang oleh negarawan Yunani dan Romawi pada masa itu untuk membantu mereka mengingat sejumlah besar informasi, untuk membuat pendengar terkesan saat mereka berpidato atau berdebat di Senat.

Saat ini, kata mnemonik mengacu pada teknik-teknik pemacu ingatan secara umum. Banyak orang baru menyadari bahwa ketika mereka menerapkan teknik mnemonik untuk mengingat sesuatu, proses ingatan menjadi lebih mudah.

Mnemonik selalu menggunakan prinsip asosiasi, yaitu informasi yang diingat dikaitkan dengan informasi yang lain yang mudah dingat.

Dalam hal ini, Saya menggunakan “asosiasi” berupa peralatan mnemonik yang berkaitan dengan benda. Teknik ini disebut dengan nama “Loci- Loci”, berarti lokasi. Loci- Loci adalah alat mnemonik yang berfungsi dengan mengasosiasikan tempat-tempat atau benda-benda di lokasi yang dikenal dengan hal-hal yang ingin anda ingat.

Pada masa lalu, pergelangan tangan Saya banyak sekali dihiasi oleh bermacam- macam gelang, baik yang dibuat dari tali kermantel, dari batu atau berbentuk etnik (Sebenarnya masih berlanjut sampai masa sekarang :D ). Rata- rata gelang tersebut adalah hasil barter dengan kawan- kawan pendaki yang pernah berjumpa dan bercengkrama di jalur pendakian.

Seolah menjadi sebuah tradisi, jika kamu diberikan sesuatu hadiah, maka kamu juga wajib memberikan satu hadiah untuk membalas kebaikan kawan pendakimu. Dan kebiasaan itu tetap Saya pertahankan sampai saat ini serta masih berlanjut...

Tentu saja tradisi ini ada kode etiknya. Bagi Saya, suatu barang/ hadiah yang telah diberikan oleh kawan pendaki tidak akan Saya berikan kembali ke kawan pendaki lainnya. Sesuai dengan fungsi "sentimentilnya" sebagai "pengingat"  dan "perekat" silahturahmi antara sesama pendaki. Jika sudah kepenuhan dan kebanyakan di pergelangan tangan atau di leher, pernak- pernik tersebut akan Saya simpan dalam satu kotak khusus sebagai barang- barang yang mengandung kenangan.

Nah,,, kawan pendaki, jika anda ingin diingat untuk waktu yang lama, siapkan sedikit cendera mata untuk kawan pendaki yang sejalur. Senangnya mengetahui di luar sana ada kawan pendaki yang masih mengingat Saya melalui perantaraan sebuah benda, walaupun itu hanya melalui seutas tali.

Salam satu jiwa

* * * *  *

Seutas tali mampu menceritakan sebuah kisah dan menyimpan banyak arti.

Semoga jiwamu tercerahkan.

*B4MS*

* * * *  *

Bams mengajak untuk :

 “GUNAKAN HATI SAAT MENDAKI”


BAMS2 photo BAMS2.jpg YULI2 photo OELIEL2.jpg ZAKI photo ZAKI.jpg RAIHAN photo RAIHAN.jpg RAKAN photo RAKAN.jpg KEENAN photo KEENAN.jpg

No comments:

Post a Comment