Sunday, January 13, 2019

7 Keunikan Masjid Kuno Di Kerinci Yang Harus Kamu Tahu


Kabupaten Kerinci, Jambi bukan hanya Gunung-gunungnya saja yang mempesona, atau hijau bentangan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang menyejukan. Ada juga tempat wisata religi yang terkenal dan salah satu yang tertua di Provinsi Jambi, yakni Masjid Agung Pondoktinggi, yang terletak di tepi jalan Depati Payung, Kelurahan Pondoktinggi, Kabupaten Kerinci, Jambi. Nah, berikut 7 keunikan masjid kuno di Kerinci yang harus kamu tahu. Yuk kita simak ulasannya.



Masjid Tertua Di Kabupaten Kerinci, Jambi

Masjid Agung Pondoktinggi didirikan pada hari Minggu, 1 Juni 1874 secara bergotong royong oleh masyarakat. Dalam pengerjaannya, Masjid Agung Pondok Tinggi dikepalai oleh beberapa kepala tukang yang ahli, serta beberapa para tetua adat dan diiringi doa para ulama untuk keselamatan dan berkat. Tua, muda, pria, wanita, semua bekerja sama sesuai dengan kemampuan dan tugas yang telah ditentukan menurut adat dan syarak yang berlaku. Penyelesaiannya disempurnakan oleh para ahli ukir perkayuan  yang menambah kecantikan masjid ini.

Namanya Disematkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Yang Pertama

Nama awal masjid ini adalah Masjid Pondoktinggi. Nama Masjid Agung Pondoktinggi disematkan oleh Wakil Presiden RI yang pertama, Drs. H. Mohammad Hatta, ketika beliau mengunjungi masjid ini pada tahun 1953. Dalam kunjungannya tersebut, Bung Hatta sangat tertarik pada konstruksi, seni dan keunikan bangunan Masjid ini. Beliau menyempatkan mendirikan shalat tahyatul masjid, dan setelah shalat Bung Hatta sempat berpesan agar bagian atas masjid hendaknya jangan ditutup atau diberi loteng. Tujuannya, agar dapat dijadikan objek penelitian bagi generasi berikutnya.

Masjid Agung Pondoktinggi. Bagian dalam masjid.


Konstruksi Atap Masjid Beratap Tumpang

Atap masjid ini berupa “Atap Tumpang”  bersusun tiga yang makin ke atas semakin runcing berbentuk limas. Di dalam bahasa daerah Pondoktinggi disebut juga “bapucouk satau, barampek jure, bapingkat tigea” yang melambangkan susunan pemerintahan di Dusun Pondok Tinggi. Bapucouk Satau artinya Satu kepala adat, yakni Depati Payung nan Sakaki, satu kepala Syarak dan berlambang Allah SWT. Ke atas satu pucuk kebawah satu urat.

Barampek Jure maksudnya adalah, empat luhah (lurah), empat rio (ninik mamak) dan empat pegawai. Sedangkan Bapingkat tigea (bertingkat tiga) artinya Sko nan tiga takah, yaitu sko taganai, sko ninik mamak dan sko depati berjenjang naik dan bertangga turun.

Masjid Agung Pondoktinggi. Konstruksi atap masjid.


Menara Masjid Terletak di Dalam Masjid

Menara masjid ini sangat unik, kebanyakan menara di masjid-masjid pada umumnya berada dan terletak di luar masjid, sedangkan menara pada Masjid Agung Pondoktinggi letaknya berada di dalam masjid yang berbentuk anjungan mangkuk besar, dengan ukiran dan hiasan yang dihubungkan oleh tangga dan lantai yang terdiri dari 17 anak tangga, sama dengan jumlah rakaat sholat wajib dalam sehari semalam.

Masjid Agung Pondoktinggi. Tangga ke menara masjid.


Memiliki Dua Beduk

Masjid Agung Pondoktinggi memiliki dua beduk. yang pertama beduk besar yang disebut “Tabuh Larangan”. Beduk ini dibunyikan pada waktu ada kejadian-kejadian bencana alam yg luar biasa seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dll. Ukuran dari “Tabuh Larangan” ini yaitu panjang 7,5 meter, garis tengah bagian yg dipukul 1,15 meter, dan bagian belakang 1,10 meter.
Sedangkan beduk yang kecil berukuran panjang 4,25 meter, garis tengah depan berukuran 75 cm dan bagian belakang 69 cm.

Masjid Agung Pondoktinggi. Ukiran pada tiang masjid.


Dibangun tanpa menggunakan paku dan Tahan Gempa

Keseluruhan konstruksi Masjid Agung Pondoktinggi dibangun tidak menggunakan paku atau besi. Dinding terdiri dari papan yang dipahat atau di tarah, dipasang dengan apitan sedemikian rupa sehigga memiliki daya tahan terhadap goncangan. Demikian juga pemasangan alang penyangganya yang dirakit dan bertumpu pada tiang gantung agar mempunyai daya tahan lenting elastis, tahan goncangan dan gempa.

Masji Agung Pondoktinggi. Dibangun tanpa paku besi.


Seluruh Bagian Masjid Penuh dengan ukiran

Seluruh bangunan Masjid Agung Pondoktinggi penuh dihiasi dengan ukiran dan didominasi warna hijau, merah dan kuning. Semua tiang, alang, pintu, lubang pintu dan mimbar, penuh dengan ukiran bercorak islam dan naturalis tradisional Kerinci.

Masjid Agung Pondoktinggi. Mimbar masjid.


Nah, bagaimana cara tercepat buat kamu untuk mengunjungi destinasi wisata religi ini? Meskipun lokasi Masjid Agung Pondoktinggi, Kerinci ini berada di Provinsi Jambi, namun destinasi ini dapat lebih cepat dicapai melalui Kota Padang, Sumatera Barat. Naik travel Padang-Kerinci memakan waktu sekitar 8-9 jam dengan ongkos Rp. 100.000 – 130.000 (tergantung jenis travelnya). Jika sudah sampai di Kota Sungai Penuh sebagai ibukota Kabupaten Kerinci, langsung saja bilang ke supir travelnya minta turun di Masjid Agung Pondoktinggi. Gampang khan?
*
Bams@2019

No comments:

Post a Comment