Pendaki yang suka nonton film pasti
baca ini… :D
By : Bams Nektar
Inspirasi bagi Pendaki #35
Nonton
film adalah hobby saya lainnya. Saya yakin sebagian besar sahabat pendaki di
grup ini juga demikian. Saya menyukai hampir seluruh jenis film layar lebar,
dari genre drama, action, petualangan, atau komedi. Bahkan hampir setiap hari
saya selalu menyempatkan nonton satu film terbaru, sehingga tumpukan VCD di
rumah menjadi bertambah tinggi dari hari ke hari. Padahal saya sudah pernah membuang
satu tas besar VCD tersebut beberapa bulan yang lalu.
Khusus
untuk film petualangan bahkan saya koleksi
soft copy-nya yang saya simpan di laptop. Saya menyukai bukan hanya
karena film- film tersebut bagus dari sisi cerita atau sinematografinya, sebagian
dari film- film tersebut sangat bagus dari sisi view alam yang ditampilkannya
atau juga sangat bagus dari sisi muatan ilmu pendakian atau survival yang
terkandung di dalamnya.
Sebut
saja Nanga Parbat, Cliff Hanger, Vertical Limit dan Seven Years in Tibet yang
begitu indah menampilkan view alam dan atau kebudayaan setempat. Film berjudul
Burried, Life of Pie, Cast Away, Rescue Down dan The Edge yang menyisipkan
trik- trik survival praktis. Bahkan The Wildest Dream yang hanya sebuah film
dokumenter dapat membuat saya penasaran tentang siapa yang pertama kali
menginjakan kaki di puncak tertinggi di dunia, George Mallory dan Sandy Irvine?
Atau Edmund Hillary dan Tenzing Norgey ?
Namun
sahabat pendaki yang budiman, pada tulisan ini saya tidak merinci isi dari
film- film petualangan tersebut. Ada satu hal “kecil”, tepatnya satu dialog
“kecil” yang ditampilkan oleh satu film berjudul Tower Heist, yang beberapa
bulan lalu ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi nasional.
Tower
Heist , yang disutradarai oleh Sutradara
Brett Ratner, dirilis pada Tanggal 3 November 2011. Yang
bercerita tentang sosok Josh Kovacs (Eddy
Murphy) sebagai seorang manajer di sebuah apartemen elit The Tower yang sangat
berdedikasi terhadap pekerjaannya.
Konflik terjadi ketika salah satu penghuni aprtemen
tersebut, Arthur Shaw (Alan Alda) terlibat kasus penipuan finansial dan
ditahan sementara di apartemennya oleh FBI pimpinan Claire Denham. Kovacs baru
menyadari bahwa terbongkarnya kasus ini ternyata berdampak pada beberapa rekan
kerjanya. Hal ini di ketahui setelah pekerja doorman senior Lester (Stephen Henderson)
hendak bunuh diri dengan terjun ke lintasan kereta api bawah tanah. Lester
melakukan ini karena merasa putus asa karena telah menitipkan seluruh uang
simpanannya untuk diinvestasikan kepada Shaw dan dari info FBI, tak ada
lagi dana tersisa dari kekayaan Shaw kecuali apartemen dan sebuah Ferrari 250
mewah bekas aktor legendaris Steve McQueen yang terpampang di ruang tamu
apartemennya.
Kovacs ternyata juga telah menitipkan dana pensiunnya dan
rekan kerjanya untuk diinvestasikan. Kovacs beserta kedua rekannya Enrique dan
Charlie mendatangi Shaw. Ketika ditanyakan perihal dana itu ke Shaw, dia tidak
mendapatkan jawaban yang memuaskan dan seolah tidak peduli. Akibatnya Kovacs
menjadi emosi dan merusak mobil Ferrari milik Shaw itu. Karena perbuatannya
itu, ketiganya dipecat. Namun info yang diperoleh Kovacs dari Denham bahwa
Shaw masih memiliki simpanan sejumlah 20 juta dolar dalam sebuah brankas
tersembunyi. Atas dasar informasi itu Kovacs melancarkan sebuah rencana untuk
memburu dana tersembunyi itu.
Pertama Kovacs membutuhkan seorang mentor untuk menyusun
aksi perampokan itu. Maka, Slide dianggap cocok untuk tugas ini. Dibantu oleh
Charlie, Fitzhugh dan Enrique mereka membentuk tim dan menyusun rencana. Di
sepanjang cerita, tim ini akan bertambah dan akan melibatkan beberapa rekan
kerja Kovacs.
Nah di salah satu dialog “kecil”
tersebut, antara Kovacs (Sebagai Manager) dan Lester (Doorman/ pembuka pintu),
kira- kira seperti ini :
Korvacs : “Senang melihatmu masih
dapat membukakan pintu untukku Lester”.
Lester : (sambil tersenyum) “Enam
belas tahun dan berganti di empat tempat kerja hanya melakukan pekerjaan
menjaga dan membuka pintu seperti ini saja, semua orang juga dapat
melakukannya, sir”.
Korvacs : “Benar sekali, Lester. Semua
orang bisa membuka pintu ini, namun hanya kamu yang membuka pintu ini dengan cara yang berbeda…”
Dialog kecil memang… Bahkan jika kita
hanya sekedar menonton film saja, dialog tersebut tidak akan pernah terpikirkan
sama sekali di sepanjang alur film yang seru tentang bagaimana cara menurunkan
mobil sport ferrari yang ternyata terbuat dari emas senilai 20 juta dolar dari
puncak tower apartement ke lantai bawah. Namun bagi saya, dialog “kecil”
tersebut menjadi inspirasi untuk beberapa ritme hidup saya, mungkin salah
satunya menjadi inspirasi untuk tulisan ini.
Sahabat pendaki yang budiman, sebagai
pendaki hobby kita ini dapat dilakukan oleh semua orang. Sebagian banyak orang
beranggapan bahwa asal punya tenaga, sudah bisa menjadi pendaki. Sebagian
besarnya lagi beranggapan, walau tidak punya tenaga, asal ada keinginan atau
tekad yang kuat juga bisa menjadi pendaki.
Semua orang bisa menjadi pendaki.
Namun tidak semua orang melakukan pendakian dengan “cara yang berbeda”.
Bagimana melakukannya dengan cara yang
berbeda ? Lakukan dengan persiapan yang matang, perencanaan yang matang, ilmu
yang memadai, peralatan dan perlengkapan yang memadai, kondisi fisik yang
bagus, manajemen perjalanan yang bagus, menerapkan dan bertindak sesuai dengan
prinsip dasar mencintai alam dan konservasi dan yang paling penting adalah kembalilah
pulang dengan selamat.
Gunakan hati saat mendaki.
Salam satu jiwa.
* * * *
*
Semua orang bisa menjadi pendaki.
Namun tidak semua orang melakukan pendakian dengan “cara yang berbeda”.
*B4MS*
* * * *
*
Bams
mengajak untuk :
“GUNAKAN
HATI SAAT MENDAKI”
No comments:
Post a Comment