Sunday, June 9, 2019

Pesona Festival Pulau Penyengat Kepri

Festival Pulau Penyengat yang masuk ke dalam Calender of Event (COE) nasional 2019 Indonesia akan digelar di Tanjungpinang tidak lama lagi.

Pulau Penyengat yang terletak di seberang Kota Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepri, memang sedang dikembangkan untuk menjadi ikon baru pengembangan pariwisata dan budaya kota gurindam.


Tahun 2019 ini merupakan tahun keempat bagi Provinsi Kepri merayakan hajatan besar Festival Pulau Penyengat. Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, Festival Pulau Penyengat ini akan digelar pada tanggal 14-18 Februari 2019 mendatang.

Perjamuan lima hari ini seperti tahun sebelumnya akan menampilkan lebih dari 20 aktivitas untuk memuaskan hasrat pelesir bagi para wisatawan, antara lain lomba berbalas pantun Melayu. Pantun adalah ciri khas dari masyarakat Melayu. Tak heran, dalam setiap acara formal maupun nonformal, pantun sering kali dipersembahkan mengiringi awal pembuka dan akhir penutup dari sebuah kata sambutan. Dalam perlombaannya nanti pada Festival Pulau Penyengat, pantun tersebut tentunya harus saling berbalas, biasanya pertama kali dilemparkan oleh pihak pertama dalam bentuk pantun bertanya, kemudian akan dibalas oleh pihak lawannya dalam bentuk pantun menjawab.

Lomba kuliner juga akan memeriahkan Festival Pulau Penyengat ini. Makanan dan minuman tradisional Melayu yang di hari-hari biasa sangat susah dijumpai di pasaran, pada event ini akan dapat dijumpai oleh para wisatawan. Sebut saja kuliner bernama “batang busuk” atau “cumi kuah hitam”, dan kesegaran minuman “lakmana mengamuk”, serta berbagai macam kuliner Melayu lainnya yang menggugah selera akan dapat dijumpai di sini.
Kuliner Melayu

Selain itu, event Festival Pulau Penyengat ini juga melombakan senandung lagu-lagu Melayu. Lagu-lagu berjudul “Tanjung Katung”, “Zapin” serta lagu Melayu lainnya dipastikan akan dibawakan dengan merdu dan semenarik mungkin oleh para peserta lomba dalam event ini.

Tak ketinggalan juga lomba layang-layang yang biasanya ditampilkan di lapangan yang terletak di belakang bangunan museum Pulau Penyengat akan dimeriahkan oleh berbagai komunitas layangan dari dalam dan luar negeri, selain tentunya diikuti oleh warga setempat juga.
Layang-layang Festival Pulau Penyengat

Di tempat lainnya, lomba berzanji adalah salah satu lomba yang akan mendapatkan perhatian lebih dari para pengunjung. Sebagaimana diketahui, dalam masyarakat Melayu Kepulauan Riau, berzanji mendapat tempat yang sangat penting saat melakukan prosesi adat perkawinan yang sakral. Berzanji hanya dapat dijumpai pada saat hajat perkawinan di lakukan. Nah, di Festival Pulau Penyengat ini, para wisatawan tidak harus menunggu adanya warga yang menikah dulu baru dapat melihat prosesi berzanji, prosesi sakral ini dapat disaksikan langsung dalam bentuk perlombaan.

Bagi sebagian besar pengunjung di Festival Pulau Penyengat, lomba gasing adalah salah satu event yang mendapatkan perhatian lebih. Permainan gasing ini diduga sudah seumur kata “Melayu” itu sendiri. Sudah dikenal sejak lama sekali, bahkan permainan ini sudah dimainkan sejak masa para sultan masih bertahta di kerajaan Melayu.

Kepiawaian para pemain gasing yang mampu memutar gasing mereka dengan cepat, tepat dan berputar lama, serta atraksi memainkan gasing tersebut secara atraktif tentunya akan menjadi tontonan yang sangat menghibur bagi para pelancong.
Peserta karnaval Festival Pulau Penyengat.

Atraksi hiburan yang tidak boleh dilewatkan pada Festival Pulau Penyengat ini adalah “nambat itik”. Atraksi ini melibatkan sebagian besar pemuda yang ada di Pulau Penyengat. Pesertanya tidak dibatasi. Atraksinya adalah berenang mengejar itik yang dilepaskan oleh panitia festival di laut.

Ada puluhan ekor itik yang dilepaskan oleh panitia di laut yang diperebutkan oleh para perenang. Hadiahnya? Tentu saja itik-itik yang dikejar dengan berenang tersebut. Yang lebih cepat berenang tentu saja akan mendapat lebih banyak itik.

Di bagian Utara dari sisi Pulau Penyengat juga akan dihebohkan dengan lomba “jong” pada Festival Pulau Penyengat ini. Jong adalah permainan adu balap perahu layar kecil yang digerakan oleh kecepatan hembusan angin pada layarnya.

Perahu kecil berukuran sekitar 1,5 m – 2 m ini berlayar tanpa dikendalikan oleh nahkoda, dan sepenuhnya memanfaatkan hembusan angin. Layarnya yang berwarna-warni akan menghiasi dan meramaikan permukaan laut saat turun berlaga. Para petarung lomba ini juga diikuti oleh warga Negara dari negeri jiran, Malaysia dan Singapura.

Perlombaan yang menggelitik hati serta sangat sayang untuk dilewatkan adalah lomba pukul bantal. Lomba ini diadakan di atas permukaan laut. Dua orang petarung akan saling berhadapan di atas sebuah pokok kayu atau pokok pisang. Kedua orang ini akan saling memukulkan bantal ke  arah lawannya. Salah satu mereka akan terjatuh ke laut, dan yang masih bertahan duduk di atas pokok kayu tersebut yang akan menjadi pemenangnya.
Lomba pukul bantal Festival Pulau Penyengat.

Tak jarang kedua petarung sama-sama jatuh tercebur ke laut, yang artinya pertandingan ini hasilnya seri atau sama, dan harus diulang kembali. Gelak tawa dari penonton akan sangat riuh dalam menyaksikan perlombaan ini.

Pada tempat lain, biasanya di gedung museum, juga digelar perlombaan cerita rakyat pada Festival Pulau Penyengat ini. Para penyair akan membawakan cerita-cerita rakyat Melayu Kepri dengan cara yang dramatis, humoris ataupun atraktif.

Para wisatawan akan terbawa oleh kepiawaian para penyair yang bercerita. Terkadang suasana akan bersedih, kadang pula akan tertawa tebahak-bahak. Lantunan instrument musik akan mengiringi cerita-cerita rakyat ini. Lupakan gadged sejenak, nikmati suasana Melayu tempo dulu dalam alunan cerita-cerita kejayaan masa lalu.

Nikmati kisah Hang Tuah, Hang Lekir, Hang Lekiu dan Hang Kesturi yang berjaya dengan armada mereka menggulung perompak di Selat Malaka. Tenggelam dalam dalam kisah asmara Sang Nila Utama dan Wan Seri Beni sebelum mereka menemukan tanah Singapura, atau   rasakan kharisma Sultan Mahmud yang wafat di julang. Jangan lupa siapkan sapu tangan saat menyelami kisah sedih Laksamana Megat Seri Rama atau yang dikenal dengan nama Laksamana Bentan yang kehilangan istrinya, Wan Anum. Semuanya ada di Festival Pulau Penyengat ini.

Perlombaan lain yang sangat menarik adalah perlombaan membaca Gurindam Dua Belas. Sebagaimana diketahui, Gurindam Dua Belas sendiri adalah karya Raja Ali Haji yang sangat termashur. Beliau adalah seorang sastrawan dan pahlawan nasional dari Kepri. Gurindam Dua Belas itu sendiri diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 Hijriyah atau 1847 Masehi, saat Raja Ali Haji berusia 38 tahun.

Tampilan seni di Festival Pulau Penyengat.

Gurindam Dua Belas ini merupakan puisi didaktik yang terdiri dari 12 Fasal, yang berisikan nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridhai oleh Allah SWT. Selain itu terdapat pula pelajaran ilmu Tasawuf tentang mengenal “Yang Empat”, yakni syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat.

Gurindam Dua Belas diterbitkan pada tahun 1854 dalam Tijdscrft van het Bataviaasch Genootschap No. II, di Batavia, dengan huruf Arab dan disadur ke Bahasa Belanda oleh Elisa Netscher.

Dalamnya nilai sastra dan pengajaran di Gurindam Dua Belas salah satunya dapat kita simak di kutipan Gurindam Dua Belas, Fasal keempat;

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggotapun rubuh

Apabila dengki sudah bertanah,
Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Mengumpat atau memuji hendaklah fikir,
Di situlah banyak orang yang tergelincir

Nah, dalam perlombaan membaca Gurindam Dua Belas ini, pembacaannya akan diiringi oleh instrument Melayu yang khidmad, sehingga para pendengarnya akan larut dalam meresapi isi Gurindam Dua Belas ini.

Semua yang ditampilkan dalam Festival Pulau Penyengat ini sangat menarik bukan? Kamu tertarik untuk mengunjungi festival ini?

Cara dan rutenya gampang, kok. Dari daerah kamu tinggal naik pesawat ke tujuan airport Hang Nadim Batam. Dari airport kamu naik taksi dengan ongkos sekitar Rp. 70.000,- atau ojek dengan ongkos sekitar Rp. 30.000,- ke Pelabuhan Telaga Punggur. Durasinya sekitar 30 menit.

Dari Pelabuhan Telaga Punggur kamu naik kapal ferry penyeberangan dari Batam ke Tanjung Pinang. Kapalnya ada setiap jam, dari pukul 8:00 wib sampai pukul 17:00 wib setiap harinya, dengan ongkos sekitar Rp. 70.000,- per orang.

Setelah kapal ferry merapat di pelabuhan Kota Tanjungpinang, kamu jalan ke  luar pelabuhan ambil arah ke sebelah kiri, menuju pelabuhan ke Pulau Penyengat. Gak jauh jaraknya dari pelabuhan Tanjungpinang. Tanya saja ke orang yang kamu jumpai, pasti mereka tahu dan menunjukan arah ke pelabuhan menuju Pulau Penyengat.
Pompong yang membawa wisatawan ke Pulau Penyengat.

Wisatawan menuju Pulau Penyengat.

Dari pelabuhan ke Pulau Penyengat kamu dapat menumpangi pompong, perahu kecil berkapasitas sekitar 20 orang yang akan mengantarkan kamu ke Pulau Penyengat, dengan tarif Rp. 7.000 per orang dan durasi perjalanan laut sekitar 15 menit.

Jangan khawatir kemalaman di Pulau Penyengat, di sana sudah tersedia home stay dengan tariff Rp. 50.000,- s.d. Rp. 250.000,- untuk kamu beristirahat.

Bams @2019


1 comment:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete