Friday, January 8, 2016

PENDAKI SUDAH MEMICUNYA

Pendaki yang ngopi di sekitar api unggun harus baca…

By : Bams Nektar
Inspirasi bagi Pendaki #23

Di sinilah Saya pada suatu masa. Berdiri malam  ini dengan masker di depan tenda, menatap bintang seperti biasanya, jauh di rimba belantara, tinggi menggapai puncak gunung raksasa. Namun, ada yang kurang di sini. Tidak ada api unggun yang menemani.


Malam- malam di gunung saat ini tak seperti masa lalu di buku cerita. Lupakan jaket hangatnya teman. Itu hanya pakaian masa lalu yang sekarang hanya digunakan di Negara dengan empat musim dan daerah kutub sana. Sedang kita di sini ? Rasa hangat adalah suatu dera.  

Saya selalu merindukan malam- malam di masa lalu, teringat kembali malam itu di depan tenda, dalam liuk bayang pohon yang mengiringi api unggun yang menyala. Api yang sama saat ia juga digunakan untuk membakar Nabi Ibrahim AS oleh Raja Namrud, dan api yang sama yang digunakan untuk memanaskan belanga raksasa untuk merebus Siti Masyitoh yang mulia, pembantu Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan.  

Api unggun di gelap dan dinginnya malam selalu punya cerita di antara Saya dan teman- teman seperjalanan. Bukan hanya karena hangatnya mampu mengusir sejenak cubitan dingin malam, namun hawa hangatnya serasa mampu mengumpulkan semua yang ada di sana ke dalam suatu “keakraban yang lain”.

Percayalah teman, keakraban malam di sekitar api unggun di gunung atau di hutan berbeda dibandingkan saat kita ada di warung atau restoran bintang lima. Seolah- olah jiwa kita saat itu saling terhubung oleh hangatnya api yang menyala.

Dahulu, agar api tetap menyala dan kehangatan itu tidak berhenti, apapun yang ada di sekeliling kita dilemparkan masuk ke dalam kobaran api. Ranting, kayu, plastik, kertas, bungkus makanan, botol air bekas, semuanya dikerahkan untuk menjaga agar api tetap konstan menyala. Alih- alih untuk sekalian membersihkan sampah yang ada di sekeliling camp site tempat tenda kita berada. Namun itulah sumber petaka kita.

Kebiasaan membakar sampah sudah lama di lakukan manusia, baik saat membuka lahan baru untuk pertanian, atau membersihkan sampah dari halaman rumah. Kebiasaan ini dilakukan manusia sebagai cara tercepat dalam menyelesaikan masalah.
Namun tanpa disadari, setelah lewat beberapa puluh tahun, kebiasaan membakar sampah ini menciptakan masalah lain. Yaitu membakar sampah di sekitar kita dapat meracuni orang di sekitar kita. Beberapa masalah itu kemudian menciptakan rantai bencana yang tak terkendali dan tak bisa di atasi.
Membakar sampah memang menyelesaikan masalah penumpukan sampah yang tidak terkontrol. Tapi solusi dengan membakar sampah menciptakan masalah baru , yang pelan tapi pasti menjadi bencana yang besar di masa setelahnya.
Membakar sampah menambah emisi karbon ke tingkat yang lebih tinggi, dan sampah plastik yang kita bakar rupanya pembakarannya kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna, maka akan menjadi Dioxin di udara.
Dioxin merupakan senyawa yang sangat tahan lama. Sebab senyawa ini tidak mudah terurai di alam maupun di dalam tubuh, senyawa ini akan terakumulasi.

Dioxin mulai memperlihatkan taringnya dalam kurun waktu sepuluh tahun belakangan ini, menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang sangat rendah (1/1.000.000 gr) di hampir rata- rata negara di dunia. Merusak sistem imun pada manusia, gangguan sistem syaraf, hepatitis. Menimbulkan penyakit chloracne. Ibu hamil terkena dampak lanjutannya terhadap reproduksi dan perkembangan janinnya. Keguguran, kemandulan dan kelainan bawaan saat lahir saat ini sudah biasa.

Lima tahun setelah itu dampak terhadap lingkungan perairan oleh Dioxin terdeteksi menumpuk pada tanah sungai, sehingga menempuh perjalanan lebih jauh ke hilir atau masuk ke tubuh ikan dan banyak lagi Dioxin yang terlepas di atmosfer lalu ditemukan mengendap pada tumbuh- tumbuhan, kemudian ditemukan pada hewan yang dimakan oleh manusia.

Di samping dioxin, pembakaran sampah di dalam udara terbuka rupanya  juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan partikel debu yang kecil yang disebut particulate matter (PM)  10 mikron yang biasa disebut PM10.
Sayangnya alat pernafasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini sehingga bisa masuk ke paru-paru manusia, dan jelas saja berikutnya rata- rata penduduk dunia terkena sakit gangguan pernafasan asma dan radang paru-paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), radang selaput lendir mata, alergi, iritasi mata dan lain-lainnya.

Asap dari pembakaran sampah plastik akan menghasilkan senyawa kimia dioksin atau zat yang bisa digunakan sebagai herbisida (racun tumbuhan). Selain itu, proses tersebut juga dapat menghasilkan fosgen atau gas beracun berbahaya yang pernah digunakan sebagai senjata pembunuh pada masa Perang Dunia pertama.

Asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena (gas beracun penyerang jantung) sebanyak 350 kali lipat kuatnya. Zat ini ditengarai sebagai biang keladi penyebab kanker dan hidrokarbon berbahaya (seperti asam cuka) penyebab iritasi pada masa ini.

Dan lamunan tentang semua itu kembali malam  ini, di sinilah Saya pada suatu masa. Berdiri malam  ini dengan masih menggunakan masker di depan tenda, menatap bintang seperti biasanya, jauh di rimba belantara, tinggi menggapai puncak gunung raksasa. Namun, tetap saja terasa ada yang kurang di sini. Dalam bahaya Dioxin yang selalu menghantui. Tidak ada api unggun yang menemani.

Teman- teman Pendaki hanya tidak menyadari, mereka mungkin sudah memicunya pada pembakaran sampah di api unggun mereka di malam- malam mereka yang dahulu.

Seandainya puluhan tahun yang lalu teman- teman Pendaki tidak membakar sampah- sampah itu, mungkin malam  ini tak perlu rasa takut untuk menghidupkan api. Api unggun yang menemani… Api unggun yang pernah membakar seorang Nabi… Api unggun yang menyatukan hati para Pendaki….

Salam satu jiwa…

* * * * *
Fakta : Dioksin merupakan zat kimia yang paling berbahaya dari bakaran sampah. Per data BPS tahun 2000 yang lalu, 37,6% sampah yang ada di Indonesia di tangani dengan cara di bakar, dan pembakaran ini tidaklah dengan menggunakan teknologi tinggi, melainkan hanya menggunakan selokan yang kering untuk menempatkan sampah, lalu di bakar.

* * * *  *
Dalam bumi yang gelap gulita, nyala sebatang lilin adalah raja….

Semoga jiwamu tercerahkan.

*B4MS*

* * * *  *

Bams mengajak untuk :

“GUNAKAN HATI SAAT MENDAKI”



BAMS2 photo BAMS2.jpg YULI2 photo OELIEL2.jpg ZAKI photo ZAKI.jpg RAIHAN photo RAIHAN.jpg RAKAN photo RAKAN.jpg KEENAN photo KEENAN.jpg

No comments:

Post a Comment