Wednesday, March 30, 2016

PULAU BERHALA, ASAL MUASAL NAMANYA

Menurut hikayat, nama Pulau Berhala diambil dari nama seorang bangsawan Turki yang diperkirakan menginjakan kaki pertama kali di Pulau Berhala ini. Bangsawan Turki tersebut bernama Akhmad Barus II, yang lebih dikenal gengan gelar Paduko Barhalo (Dalam bahasa Jambi).
pulau berhala kepri

Menurut catatan sejarah Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, yang ditempelkan di jalan menuju pemakaman, Paduko Berhalo merupakan  Putra seorang Raja Turki.

Paduko Berhalo dalam perjalanannya bertujuan untuk mensyiarkan agama Islam, namun ia terdampar di pulau tersebut. Ia pun mempersunting seorang ratu dari Kerajaan Jambi bernama Putri Salaro Pinang Masak. Keduanyapun memimpin kerajaan Melayu II hingga turun temurun.

Keturunan dari Paduko Berhalo ini dikenal oleh masyarakat Jambi dengan gelar Orang Kayo Pingal, Orang Kayo Kadataran, Orang Kayo Hitam, dan Orang Kayo Gemuk.
pulau berhala plang nama
Plang nama petunjuk jalan menuju makam Paduka Berhala.

Dari empat keturunan Paduko Berhalo, yang sangat terkenal adala Orang Kayo Hitam dengan keris pusakanya yang diberi nama Siginjei, dan menjadi Raja Jambi di masanya. Kisah ini juga terpatri di Buku Sejarah Nasional Indonesia III terbitan Balai Pustaka.

Saat wafatnya, Paduko Berhalo (Paduka Berhala) dimakamkan di Pulau Berhala ini, di atas bukit kurang lebih 10 meter tingginya dari perumahan warga Pulau berhala. Hingga kini, warga Jambi masih banyak yang datang berziarah ke makam ini.
pulau berhala tangga
Tangga menuju makam Paduka Berhala.

Dalam versi lainnya asal muasal nama Pulau Berhala, yang diungkapkan oleh Prof. Aulia Tasman yang kini menjadi Pembantu Rektor IV Universitas Jambi, bahwa Datuk Paduko Berhalo adalah keturunan dari keluarga Kerajaan Majapahit di Jawa yang bernama Adityawarman.

Menurut Prof. Aulia, Adityawarman pergi meninggalkan Kerajaan Majapahit kerena tidak berhasil menjadi raja, padahal saat itu ia sudah menduduki posisi Menteri yang paling tinngi. Hal ini membuatnya kecewa dan memutuskan mengembara ke negeri Melayu dan menikahi putrid dari Kepala Suku Melayu.

Adityawarman diangkat menjadi Raja Melayu pada Tahun 1347 M dengan gelar Adityawarmadaya Pratara Parakra Marajendra Mauliwarmadewa.

Saat ia menjadi raja, ia sadar bahwa ada agama baru yang sedang berkembang pesat dan perlahan menyingkirkan agama Budha yang sedang ia anut. Agama baru tersebut adalah Agama Islam. Raja dan pendudukpun khawatir dengan banyaknya penduduk yang masuk ke dalam agama Islam, hal ini akan melemahkan kedudukan sang raja.

Para pendudukpun berinisiatif menyembah arca Bhairawa yang mereka anggap sebagai lambing yang akan melindungi Raja Adityawarman dari pengaruh penyebaran agama Islam. Merekapun memindahkan kerajaan ke daerah Pagaruyung di Sumatera Barat dan menjadikannya kerajaan baru.
pulau berhala makam
Makam Datuk Paduka Berhala.

Jadi, gelar Paduka Berhalo bukanlah gelar yang diberikan oleh masyarakat Budha. Justru gelar tersebut diberikan oleh masyarakat Islam pada saat itu, karena di dalam Islam, patung yang disembah disebut “Berhala”. Sehingga patung Adityawarman disebut berhala Adityawarman. Atau disebut Patung Datuk Paduka Berhala Adityawarman, dan pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan dipanggil dengan nama Datuk Paduka Berhala.

Pada masa Perang Dunia II, Pulau berhala menjadi salah satu pulau yang strategis yang digunakan oleh Tentara Jepang dalam mempertahankan dominasinya di Asia Tenggara. Hal ini terbukti dengan jejak yang ditinggalkan oleh Tentara Jepang di Pulau Berhala berupa meriam yang ditempatkan di puncak Bukit Bendera yang terletak di tengah pulau ini. Selain itu juga terdapat bungker pertahanan Tentara Jepang sekitar 20 meter dari posisi meriam tersebut. Sementara di bagian pantai masih dijumpai bekas tempat memasak makanan dari dapur Tentara Jepang berupa tunggu perapian.
pulau berhala nisan
Nisan pada makan Paduka Berhala.

Melalui Permendagri No. 44/ 2011 tertanggal 27 September 2011, yang diundangkan Tanggal 7 Oktober 2011 tentang Penetapan Pulau Berhala yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, Pulau Berhala ini menjadi milik Provinsi Jambi. Namun kini Pulau Berhala telah berpindah tangan ke Provinsi Kepri setelah diajukannya Judicial review atas Kepmendagri tersebut oleh Gubernur Kepri, M. Sani, sehingga keluarlah amar keputusan Makhamah Agung pada Bulan Februari Tahun 2012, yang menegaskan bahwa Pulau Berhala masuk ke dalam wilayah Provinsi Kepri.

Bams @2016



BAMS2 photo BAMS2.jpg YULI2 photo OELIEL2.jpg ZAKI photo ZAKI.jpg RAIHAN photo RAIHAN.jpg RAKAN photo RAKAN.jpg KEENAN photo KEENAN.jpg

6 comments:

  1. argggg...pulau berhala emang keren abiz mas, pengen balik sana lagi lah ...

    ReplyDelete
  2. Itu dr nisannya kok pjg kali umur datuknya???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya itu bukan umur si datuknya deh bal. Umur kerajaannya...

      Delete
  3. Emangnya Ahmad Barus dari Turki bukannya dari daerah karo

    ReplyDelete