Saturday, October 1, 2016

PENDAKI TAPI BERBEDA

Pendaki yang suka nonton film pasti baca ini…  :D

By : Bams Nektar
Inspirasi bagi Pendaki #35

Nonton film adalah hobby saya lainnya. Saya yakin sebagian besar sahabat pendaki di grup ini juga demikian. Saya menyukai hampir seluruh jenis film layar lebar, dari genre drama, action, petualangan, atau komedi. Bahkan hampir setiap hari saya selalu menyempatkan nonton satu film terbaru, sehingga tumpukan VCD di rumah menjadi bertambah tinggi dari hari ke hari. Padahal saya sudah pernah membuang satu tas besar VCD tersebut beberapa bulan yang lalu.


Khusus untuk film petualangan bahkan saya koleksi  soft copy-nya yang saya simpan di laptop. Saya menyukai bukan hanya karena film- film tersebut bagus dari sisi cerita atau sinematografinya, sebagian dari film- film tersebut sangat bagus dari sisi view alam yang ditampilkannya atau juga sangat bagus dari sisi muatan ilmu pendakian atau survival yang terkandung di dalamnya.

Sebut saja Nanga Parbat, Cliff Hanger, Vertical Limit dan Seven Years in Tibet yang begitu indah menampilkan view alam dan atau kebudayaan setempat. Film berjudul Burried, Life of Pie, Cast Away, Rescue Down dan The Edge yang menyisipkan trik- trik survival praktis. Bahkan The Wildest Dream yang hanya sebuah film dokumenter dapat membuat saya penasaran tentang siapa yang pertama kali menginjakan kaki di puncak tertinggi di dunia, George Mallory dan Sandy Irvine? Atau  Edmund Hillary dan Tenzing Norgey ?

Namun sahabat pendaki yang budiman, pada tulisan ini saya tidak merinci isi dari film- film petualangan tersebut. Ada satu hal “kecil”, tepatnya satu dialog “kecil” yang ditampilkan oleh satu film berjudul Tower Heist, yang beberapa bulan lalu ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi nasional.

Tower Heist , yang disutradarai oleh Sutradara Brett Ratner, dirilis pada Tanggal 3 November 2011. Yang bercerita tentang sosok Josh Kovacs (Eddy Murphy) sebagai seorang manajer di sebuah apartemen elit The Tower yang sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya.

Konflik terjadi ketika salah satu penghuni aprtemen tersebut, Arthur Shaw (Alan Alda) terlibat kasus penipuan finansial dan ditahan sementara di apartemennya oleh FBI pimpinan Claire Denham. Kovacs baru menyadari bahwa terbongkarnya kasus ini ternyata berdampak pada beberapa rekan kerjanya. Hal ini di ketahui setelah pekerja doorman senior Lester (Stephen Henderson) hendak bunuh diri dengan terjun ke lintasan kereta api bawah tanah. Lester melakukan ini karena merasa putus asa karena telah menitipkan seluruh uang simpanannya untuk diinvestasikan kepada Shaw dan dari info FBI, tak ada lagi dana tersisa dari kekayaan Shaw kecuali apartemen dan sebuah Ferrari 250 mewah bekas aktor legendaris Steve McQueen yang terpampang di ruang tamu apartemennya.

Kovacs ternyata juga telah menitipkan dana pensiunnya dan rekan kerjanya untuk diinvestasikan. Kovacs beserta kedua rekannya Enrique dan Charlie mendatangi Shaw. Ketika ditanyakan perihal dana itu ke Shaw, dia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dan seolah tidak peduli. Akibatnya Kovacs menjadi emosi dan merusak mobil Ferrari milik Shaw itu. Karena perbuatannya itu, ketiganya dipecat. Namun info yang diperoleh Kovacs dari Denham bahwa Shaw masih memiliki simpanan sejumlah 20 juta dolar dalam sebuah brankas tersembunyi. Atas dasar informasi itu Kovacs melancarkan sebuah rencana untuk memburu dana tersembunyi itu.

Pertama Kovacs membutuhkan seorang mentor untuk menyusun aksi perampokan itu. Maka, Slide dianggap cocok untuk tugas ini. Dibantu oleh Charlie, Fitzhugh dan Enrique mereka membentuk tim dan menyusun rencana. Di sepanjang cerita, tim ini akan bertambah dan akan melibatkan beberapa rekan kerja Kovacs.

Nah di salah satu dialog “kecil” tersebut, antara Kovacs (Sebagai Manager) dan Lester (Doorman/ pembuka pintu), kira- kira seperti ini :

Korvacs : “Senang melihatmu masih dapat membukakan pintu untukku Lester”.
Lester : (sambil tersenyum) “Enam belas tahun dan berganti di empat tempat kerja hanya melakukan pekerjaan menjaga dan membuka pintu seperti ini saja, semua orang juga dapat melakukannya, sir”.
Korvacs : “Benar sekali, Lester. Semua orang bisa membuka pintu ini, namun hanya kamu yang membuka pintu ini dengan cara yang berbeda…”

Dialog kecil memang… Bahkan jika kita hanya sekedar menonton film saja, dialog tersebut tidak akan pernah terpikirkan sama sekali di sepanjang alur film yang seru tentang bagaimana cara menurunkan mobil sport ferrari yang ternyata terbuat dari emas senilai 20 juta dolar dari puncak tower apartement ke lantai bawah. Namun bagi saya, dialog “kecil” tersebut menjadi inspirasi untuk beberapa ritme hidup saya, mungkin salah satunya menjadi inspirasi untuk tulisan ini.

Sahabat pendaki yang budiman, sebagai pendaki hobby kita ini dapat dilakukan oleh semua orang. Sebagian banyak orang beranggapan bahwa asal punya tenaga, sudah bisa menjadi pendaki. Sebagian besarnya lagi beranggapan, walau tidak punya tenaga, asal ada keinginan atau tekad yang kuat juga bisa menjadi pendaki.

Semua orang bisa menjadi pendaki. Namun tidak semua orang melakukan pendakian dengan “cara yang berbeda”.

Bagimana melakukannya dengan cara yang berbeda ? Lakukan dengan persiapan yang matang, perencanaan yang matang, ilmu yang memadai, peralatan dan perlengkapan yang memadai, kondisi fisik yang bagus, manajemen perjalanan yang bagus, menerapkan dan bertindak sesuai dengan prinsip dasar mencintai alam dan konservasi dan yang paling penting adalah kembalilah pulang dengan selamat.

Gunakan hati saat mendaki.
Salam satu jiwa.

* * * *  *

Semua orang bisa menjadi pendaki. Namun tidak semua orang melakukan pendakian dengan “cara yang berbeda”.

*B4MS*

* * * *  *

Bams mengajak untuk :

 “GUNAKAN HATI SAAT MENDAKI”

No comments:

Post a Comment