Sebuah gerbang masuk yang atraktif menyambut rombongan media dan blogger ini. Hamparan kebun durian di sebelah kanan jalan masuk dan kebun mangga di sebelah kiri jalannya tersaji sejauh mata memandang. Tak heran, kebun buah ini luasnya 230 acres.
Awak media dan blogger diturunkan di sebuah bangunan utama di komplek kebun buah ini. Dari sini mereka dibawa menuju ke dalam kebun dengan menaiki sebuah mobil truk dengan bak terbuka yang telah diberi atap dan sudah didesain untuk membawa wisatawan untuk berkeliling kebun.
Gerbang masuk ke Desaru Fruit Farm.
Kendaraan pengangkut wisatawan.
Media dan blogger yang ikut dalam famtrip Travel Media Escape Kejora ini diturunkan di depan sebuah lorong yang terbuat dari buah rambat, apalagi jika bukan markisa.
Di sini beberapa orang guide mulai menjelaskan kepada peserta tour tentang tanaman buah-buahan yang ada di dalam komplek Desaru Fruit Farm ini.
Di kebun ini ada sekitar 130 spesies buah tropis dengan hasil panen sebesar 30 ton setiap bulannya.
Pemandu sedang menjelaskan tentang kebun buah beserta isinya ini ke peserta famtrip.
Jambu, salah satu yang banyak tumbuh di kebun buah.
Buah delima.
Kebun herbal melengkapi Desaru Fruit Farm ini.
Menurut Cindy, anak perempuan pak Richard, siempunya kebun yang ikut mendampingi dalam tour ini, kebun buah ini dimulai pembentukannya di tahun 1993 lalu. "Awalnya profesi bapak bukan sebagai seorang petani, namun seorang tukang jahit pakaian. Tahun 93 bapak baru beralih profesi menjadi petani dan belajar secara otodidak," terang Cindy dalam perjalanan hingga kami sampai di sebuah mini zoo milik keluarga pak Richard ini.
Setelah berkeliling di kebun buah ini, rombonganpun menuju ke bangunan utama dimana sudah tersedia bermacam-macam buah yang siap untuk disantap oleh media dan blogger. Pihak pemilik kebun dalam kesempatan ini juga memberitahukan bahwa buah-buahan ini kini sudah dikreasikan menjadi kuliner yang lezat dan menarik, diantaranya adalah tomyam yang disajikan di dalam buah kelapa. Para media dan bloggerpun berebut untuk menyicip dan ingin tahu bagaimana rasa kuliner yang dikreasikan dengan buah ini.
Kuliner yang dikreasikan dengan buahan.
Buah abui, salah satu buah yang diburu wisatawan.
Waktu membatasi kunjungan Travel Media Escape Kejora di Desaru Fruit Farm ini. tujuan kunjungan selanjutnya adalah Taman Buaya di Johor Lama, Kota Tinggi. Tepatnya tempat ini berada di Teluk Sengat.
Keistimewaan Taman Buaya yang sebenarnya adalah peternakan buaya yang mengusung nama Crocodile World ini adalah, terdapat lebih dari seribu buaya (Crocodylus porosus) yang menjadi koleksi di peternakan seluas 10 acres ini.
Peternakan buaya terbesar di Malaysia.
Buaya-buaya koleksi di dalam kandang.
Di sini ada 8 tempat bertelur bagi buaya yang masing-masing berisi 50-100 buaya. Selain itu juga terdapat 2 kolam besar untuk buaya-buaya tersebut berenang lepas, serta ada 81 kandang semen untuk menyimpan buaya tersebut.
Famtrip Travel Media Escape Kejora diajak berkeliling menelusuri arena ini yang sudah diatur dengan jalur melingkar mengelilingi setiap kandang buaya yang ada. "Buaya dapat hidup sampai usia 70 hingga 100 tahun. Buaya tertua yang ada di peternakan ini ditangkap pada tahun 1950," terang guide yang mengantarkan media dan blogger berkeliling lokasi ini.
"Buaya dapat mencapai berat 1000 kg dan panjang 20 feet. Mereka akan mulai kawin di bulan Agustus dan biasanya sudah bertelur di bulan Januari hingga Maret setiap tahunnya. 20 hingga 60 telur dapat dihasilkan oleh setiap buaya betina dalam sekali bertelur," jelas guide tersebut lebih jauh.
Sesi berkeliling di peternakan buaya bagi media dan blogger ini diakhiri dengan penjelasan oleh guide tentang telur buaya dan melihat bagaimana membedakan jenis kelamin pada buaya, serta mendengarkan suara buaya langsung dari seekor anak buaya seukuran hasta orang dewasa yang menjadi objek pertunjukan ini.
Famtrip Travel Media Escape Kejora-pun beranjak menuju lokasi makan siang digelar, yakni suatu tempat yang sangat bersejarah bagi Kesultanan Johor Riau Lingga Pahang. Apalagi jika bukan Kota Johor Lama yang terletak di tepian sungai Hulu Johor, tak jauh letaknya dari Peternakan Buaya yang telah dikunjungi oleh rombongan ini.
Musik tradisional warga lokal menyambut kedatangan peserta famtrip.
Hidangan minuman sakar untuk para tamu yang berkunjung.
Nahar Azli selaku salah satu tokoh di kampung ini, dalam sambutannya menjelaskan, dahulunya tempat ini adalah lokasi Kerajaan Johor di tahun 1528 yang lalu. "Jika anda pernah mendengar sejarah "Sultan Mahmud Wafat Di Julang", nah, di sinilah tempatnya berada. Namun sayang, tapak kerajaan kesultanan yang pernah dibangun di daerah ini sudah tidak dapat dijumpai lagi," ujarnya menyesalkan. 16
"Ramai orang dari Bintan takut untuk berkunjung ke Kota Tinggi ini berhubungan dengan sumpah Sultan Mahmud, namun hal itu sudah tidak berlaku lagi. Tempo hari kami menerima kunjungan banyak anak-anak pelajar dari Bintan untuk belajar sejarah di kampung ini, dan tidak terjadi hal-hal yang buruk terhadap mereka. Jadi, silahkan datang berwista ke sini, kami akan menyambut dengan tangan terbuka dan hati gembira," pungkasnya.(**)
Bams@2019
Widih keren Dan Tripnya, ada buaya lagi. Seru!!!
ReplyDeleteayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
ReplyDeletehanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^