By : Bams Nektar
Inspirasi setelah menjelang tidur
Inspirasi bagi Pendaki #13
Saya iseng- iseng memasukan kata kunci di
kolom “search” (cari) dengan kata “Manfaat naik gunung” di grup pendaki ini.
Menarik sekali hasil pencarian yang Saya dapatkan.
Diantara hasil pencarian tersebut, diposting
oleh salah satu Saudara kita dengan nama FB; Ingsun WoyoPendaki Indonesia, 19 Maret yang lalu, dengan postingannya, “Apa yg menurut kawan semua tentang makna mendaki gunung?. Dan
apa maknanya untuk kehidupan anda di dalam menjalankan nya. Yo kita berbagi
ilmu kehidupan yang kiranya dapat memberi manfaat”
Bahasa yang digunakan bersifat mengajak
untuk turut serta menggali tentang permasalahan tersebut.
Ada juga yang memposting hal yang tidak jauh
berbeda, namun dengan gaya bahasa “Cuma bertanya”.
Farhan SteadyPendaki Indonesia, 5 May yang lalu, “Salam Lestari. Numpang tanya, *Untuk apa mendaki gunung? *Apa manfaat dari mendaki gunung? *Keuntungan apa yang bisa diambil dari mendaki gunung ? *Apa yang diberikan gunung kepadamu?
Ada juga
kawan Pendaki yang memposting dengan gaya bahasa apatis, yang mungkin Cuma
posting buat bikin rusuh.
Akhirzamann, 28 May yang lalu, “Apa sih manfaatnya mendaki gunung untuk/ bagi alam....? Kok jargonya salam lestari....hufffff ngak ngerti....
Untuk
jawaban dari semua posting tersebut akan kita dapatkan banyak sekali dan
bermacam- macam jawaban. Mulai dari jawaban yang serius, masa bodoh, dan ada
juga yang menjawab dengan bergurau. Bahkan juga jawaban klise seperti mendidik
kemandirian, membentuk jati diri, melatih kesabaran dan mensyukuri ciptaan
Tuhan juga bayak dijadikan jawaban.
Ada juga
yang memberikan jawaban cenderung “puitis” dan filosofis seperti : “Jangan
Tanya kenapa kami naik gunung, karena kami akan memberikan jawaban yang berbeda
dan sulit dimengerti. Datanglah ke gunung dan temukan jawabannya”. Haihaiiii….
Ada yang salah dengan jawaban
tersebut? Tentu saja tidak. Semuanya betul. Gak ada yang salah walaupun
berbeda- beda. Namun, untuk hal ini Saya lebih cenderung memandangnya dari segi
ilmu empiris.
Ada dua
studi yang telah dilakukan untuk hal ini.
Studi
pertama ; Meneliti 260 orang yang sehat. Akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa
masuk hutan, yang harus berjalan melalui hutan dan ruang terbuka terlebih
dahulu, dapat menurunkan denyut nadi dan tekanan darah. Efek ini bisa
berlangsung selama sebulan. Tes air liur subjek menunjukkan adanya penurunan
tingkat kortisol, yang berarti terjadi penurunan stres.
Studi
kedua; Pengujian subjek dibagi menjadi dua kelompok: pertama, mereka yang
tinggal di lingkungan perkotaan, yang kedua mereka dikirim ke daerah berhutan.
Kedua kelompok ini dilibatkan dalam kegiatan yang sama dan menu makanan yang
sama. Para peneliti percaya bahwa zat kimia phytoncides, minyak yang menjaga
pohon dari serangan serangga dan pembusukan, entah bagaimana bisa memengaruhi
zat kimia dalam otak manusia.
Penelitian
lain juga menunjukkan bahwa berada di alam bebas dapat meningkatkan jumlah sel
- sel pembunuh alami yang melawan kanker, meningkatkan sel darah putih, dan
mengurangi kadar glukosa bagi penderita diabetes.
Profesor
Qing Li, Presiden Komunitas Terapi Hutan Jepang mengatakan, "Masuk hutan
dapat memiliki efek pencegahan pada pembentukan dan perkembangan kanker."
Epoch
Times melaporkan penelitian pada tahun 2010, yang menunjukkan bahwa, suasana
yang tenteram dapat mengubah aliran darah sehingga menenangkan otak,
memungkinkan membuat lebih banyak koneksi antara bagian - bagian otak yang
berbeda.
Ilmuwan
Jepang juga menyimpulkan bahwa merasakan sinar Matahari, aroma pohon, dan suara
air dapat memiliki efek yang menenangkan.
Alam dapat
digunakan sebagai terapi dan pendidikan. Eeva Karjalainen dari Institut
Penelitian Hutan Finlandia, yang berkaitan dengan pengelolaan hutan secara
sosial, mendukung temuan tersebut dan mengatakan bahwa berwisata ke hutan dapat
meningkatkan kesehatan fisik dan mental dengan cara mengurangi stres.
Di
Inggris dan Eropa, terapi depresi dilakukan dengan bekerja di pertanian dan
pertamanan. Tak peduli apakah memilih merawat tanaman atau hewan, tindakan
merawat sesuatu yang hidup di udara segar telah memberikan pengaruh positif
pada pasien dengan depresi klinis.
Inggris
memiliki lebih dari tiga lusin pertanian yang digunakan untuk terapi, Norwegia
memiliki sekitar 400 buah, dan Belanda sekitar 600 buah. Pertanian merupakan
bagian yang lebih luas dari pemikiran studi dalam Ecoterapi, bahkan berjalan di
luar ruangan bisa menjadi terapi yang bermanfaat.
Studi di
Inggris menunjukkan, bahwa 71 persen orang yang mengambil “jalan hijau” merasa
berkurang depresinya.
Sedangkan
studi di Amerika Serikat, juga menunjukkan bahwa ruang hijau memiliki efek
positif pada hiperaktif dan ADHD.
Pertanyaannya
adalah, jika alam, hutan atau gunung mampu membuat orang menjadi lebih baik di
luar negeri, bagaimana di dalam negeri kita yang hutan dan gunungnya lebih
banyak dan variatif ???
Jadi,,,
mengapa anda masuk hutan dan naik gunung???
“Mengunjungi
therapist….!!!”.
* * * * *
Kota adalah
penyakit bagi para pendaki. Hutan dan gunung adalah obatnya.
Semoga jiwamu
tercerahkan.
*B4MS*
* * * * *
Bams mengajak
untuk :
“GUNAKAN HATI SAAT MENDAKI”
No comments:
Post a Comment