Pendaki yang yang ingin dikenang harus
baca…
By : Bams Nektar
Inspirasi bagi Pendaki #27
Jika dihitung jumlah peralatan utama pendakian yang Saya miliki,
dan dibandingkan dengan pernak- pernik yang Saya punyai, jumlahnya lebih banyak
pernak- pernik tersebut. Wujudnya rata- rata kecil dan simple, sehingga mudah
dalam penyimpanannya.
Pernak- pernik ini bagi Saya berfungsi menjadi tiga kegunaan di
gunung.
Pertama sebagai alat bantu dalam pendakian, seperti misalnya
pisau. Untuk memasak dan membuka kemasan akan sangat berguna sekali, selain itu
dapat dijadikan peralatan dasar dalam keadaan survival.
Kedua sebagai aksesoris, seperti misalnya scraft/ bandana.
Lumayan untuk memperindah hasil foto selfie, hehehe.... :D
Ketiga sebagai PENGINGAT bagi pendaki yang Saya kenal di jalur
atau teman seperjalanan.
Pernak- pernik tersebut sengaja Saya hadiahkan bagi teman
pendaki tersebut sebagai kenang- kenangan, agar Saya selalu diingat olehnya.
Paling kurang saat dia menggunakan atau memakai hadiah tersebut, dia pasti
teringat dari mana dia mendapatkannya dan siapa yang memberikannya.
Saya memang sengaja mempersiapkan satu
atau beberapa benda untuk dijadikan sebagai kenang- kenangan bagi teman pendaki
yang Saya jumpai di perjalanan pendakian Saya.Tidak ada yang lebih
menyenangkan bagi Saya selain banyaknya teman yang mungkin setiap saat akan
selalu mengingat Saya di setiap mereka menggunakan hadiah tersebut.
Bisa jadi saat dia memakai multi tool yang Saya hadiahkan untuk
memperbaiki carriernya, dia akan teringat kepada Saya, orang yang telah
memberikan multi tool itu. Bisa jadi saat dia berbaring di dalam hangatnya
tenda, dia akan teringat kepada Saya, kawan yang telah menghadiahkan bantal angin
yang sedang menjadi alas kepalanya. Dan bisa jadi saat dia tengah berada di
puncak tertinggi sebuah gunung, dia juga akan mengingat Saya, karena scraft
penghias rambutnya berasal dari tangan Saya.
Benar sekali jika Shakespeare mengatakan, “Apalah arti sebuah
nama”. Sebuah nama yang diucapkan hanya pada satu masa saja akan sangat mudah
terlupakan. Memberikan sebuah “tanda mata” adalah cara Saya agar kawan pendaki
ingat kepada Saya.
Mengingat
seseorang atau nama seseorang sebenarnya adalah sesuatu yang cukup sulit
dilakukan. Sulit dilakukan terutama jika Saya berjumpa dengan banyak pendaki
dalam satu hari dan perjumpaan serta interaksi tersebut juga dilakukan untuk
waktu yang singkat. Pendakian gunung biasanya menghabiskan waktu normal 2- 4
hari, bahkan bisa lebih untuk gunung tertentu. Jika dalam rentang waktu tersebut Saya berjumpa rata- rata
20 orang pendaki dalam satu hari, berarti dalam empat hari Saya berinteraksi
dengan rata- rata 80 orang pendaki. Dan itu adalah suatu yang mustahil bagi
Saya untuk menghapal semua nama pendaki, apalagi jika nama mereka adalah nama
yang asing di telinga dan dalam ejaan yang sulit untuk diucapkan. Bahkan tidak
jarang Saya harus menghapal termasuk “nama gunung” mereka, jika ada :D
Mengingat seseorang atau kata dan kalimat sebenarnya
dapat dipelajari dengan beberapa teknik, salah
satunya adalah metode
Mnemonik. Mungkin sebagian orang belum mengenal istilah Mnemonik.
Mnemonik itu
sendiri adalah kata yang sudah ada sejak seribu tahun yang lalu atau lebih.
Orang yunani kuno dahulu sangat memuja kemampuan ingatan sehingga mereka
mempunyai dewa yang bernama Mnemosyne, yang berarti “berpikir masak-masak”,
yang berkedudukan sebanding dengan dewa cinta dan kecantikan.
Sejumlah strategi ingatan dirancang oleh negarawan Yunani dan
Romawi pada masa itu untuk membantu mereka mengingat sejumlah besar informasi,
untuk membuat pendengar terkesan saat mereka berpidato atau berdebat di Senat.
Saat ini, kata mnemonik mengacu pada teknik-teknik pemacu
ingatan secara umum. Banyak orang baru menyadari bahwa ketika mereka menerapkan
teknik mnemonik untuk mengingat sesuatu, proses ingatan menjadi lebih mudah.
Mnemonik selalu menggunakan prinsip asosiasi, yaitu informasi yang
diingat dikaitkan dengan informasi yang lain yang mudah dingat.
Dalam hal ini, Saya menggunakan “asosiasi” berupa peralatan
mnemonik yang berkaitan dengan benda. Teknik ini disebut dengan nama “Loci- Loci”, berarti lokasi. Loci-
Loci adalah alat mnemonik yang berfungsi dengan mengasosiasikan tempat-tempat
atau benda-benda di lokasi yang dikenal dengan hal-hal yang ingin anda ingat.
Pada masa lalu, pergelangan tangan Saya banyak sekali dihiasi
oleh bermacam- macam gelang, baik yang dibuat dari tali kermantel, dari batu
atau berbentuk etnik (Sebenarnya masih berlanjut sampai masa sekarang :D ). Rata-
rata gelang tersebut adalah hasil barter dengan kawan- kawan pendaki yang
pernah berjumpa dan bercengkrama di jalur pendakian.
Seolah menjadi sebuah tradisi, jika kamu diberikan sesuatu
hadiah, maka kamu juga wajib memberikan satu hadiah untuk membalas kebaikan
kawan pendakimu. Dan kebiasaan itu tetap Saya pertahankan sampai saat ini serta
masih berlanjut...
Tentu saja
tradisi ini ada kode etiknya. Bagi Saya, suatu barang/ hadiah yang telah
diberikan oleh kawan pendaki tidak akan Saya berikan kembali ke kawan pendaki
lainnya. Sesuai dengan fungsi "sentimentilnya" sebagai
"pengingat" dan "perekat" silahturahmi antara sesama
pendaki. Jika sudah kepenuhan dan kebanyakan di pergelangan tangan atau di leher, pernak- pernik tersebut
akan Saya simpan dalam satu kotak khusus sebagai barang- barang yang mengandung
kenangan.
Nah,,,
kawan pendaki, jika anda ingin diingat untuk waktu yang lama, siapkan sedikit
cendera mata untuk kawan pendaki yang sejalur. Senangnya mengetahui di luar
sana ada kawan pendaki yang masih mengingat Saya melalui perantaraan sebuah
benda, walaupun itu hanya melalui seutas tali.
Salam
satu jiwa
* * * *
*
Seutas tali mampu menceritakan sebuah kisah
dan menyimpan banyak arti.
Semoga
jiwamu tercerahkan.
*B4MS*
* * * *
*
Bams
mengajak untuk :
“GUNAKAN
HATI SAAT MENDAKI”
No comments:
Post a Comment