Gais, kamu pasti tahu donk, bahwa
Provinsi Kepulauan Riau atau yang lebih dikenal dengan Provinsi Kepri mempunyai
banyak destinasi wisata yang berhubungan dengan pantai dan wisata under water. Tentu saja hal ini sangat luar
biasa. Hal ini karena Kepri sendiri letak geografisnya strategis di perbatasan
antara Malaysia dan Singapura serta memiliki ribuan pulau yang kaya dengan
potensi wisata. Jumlah pulau di Kepri sendiri berdasarkan UU Pembentukan
Provinsi Kepri sebanyak 2.408 pulau, sementara berdasarkan verifikasi dan
validasi tim nasional tahun 2007, jumlah pulau di Kepri sebanyak 1.796 yang
memenuhi syarat sebagai pulau berdasarkan ketentuan atau kriteria dari
Perserikatan Bangsa-bangsa.
Selain destinasi wisata tersebut,
ternyata Kepri juga menyimpan banyak atraksi wisata yang sangat atraktif loh gais… Yuk kita intip 10 atraksi wisata
favorit Kepri yang sangat sayang untuk kamu lewatkan jika berkunjung ke Kepri.
1. Batam International Culture Carnival
Batam International Culture Carnival
diadakan di Nagoya, Kota Batam. Karnaval ini atas prakarsa AKARI (Asosiasi
Karnaval Indonesia) dan sokongan dari BP Batam. Karnaval ini menampilkan parade
baju-baju karnaval dengan tema yang variatif, unik dan tentu saja menarik.
Sesuai dengan namanya, variasi kostum
yang ditampilkan mengarah kepada kebudayaan Melayu Kepri. Nama-nama kostum-pun
disematkan kepada sejarah yang beredar di Provinsi Kepri, seperti kostum
modifikasi dari Maharaja Sang Nila Utama yang terkenal karena kaitannya sebagai
penemu dan pemberi nama bagi Negara tetangga Singapura, juga kostum modifikasi
Raja Sang Sapurba, serta kostum tokoh-tokoh lainnya.
Karnaval ini berlangsung di Bulan
Desember setiap tahunnya. Di event ini bukan hanya artis karnaval Kota Batam saja
yang tampil dengan kostum karnaval, namun juga diikuti oleh artis karnaval dari
Kota Tanjung Pinang, Kota Tanjung Balai Karimun, dan kota-kota lainnya.
2. Festival Pulau Penyengat
Seperti namanya, Festival Pulau
Penyengat diadakan di Pulau Penyengat. Pulau yang terkenal dengan Masjid
Penyengat-nya (Masjid Raya Sultan Riau), yang dibangun pada masa pemerintahan
Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman di tahun 1832. Ia merupakan cucu dari
Raja Haji Fisabilillah, pahlawan nasional Indonesia dari Kepri. Masjid
Penyengat ini penuh dengan kisah historis dan dikabarkan dibangun dengan bahan
perekat putih telur, dicampur pasir, kapur dan tanah liat.
Festival ini diadakan selama tiga hari
penuh – biasanya di bulan Juli – dengan menampilkan seni dan budaya yang ada di
Kepri, diantaranya adalah kompetisi perahu layar mini Kepri atau yang dikenal
dengan nama “jong”, permainan gasing, lomba pukul bantal di atas air laut,
balap mengejar itik, lomba dayung perahu, permainan layang-layang, lomba pantun
dan yang melegenda, pembacaan Gurindam Duabelas, syair-syair pepatah-petitih
puisi yang syarat dengan muatan pelajaran hidup hasil karya Raja Ali Haji.
Lokasi Festival Pulau Penyengat dapat
dicapai dengan menaiki pompong (kapal kecil khas Kepri) dari Kota Tanjung Pinang
dengan durasi sekitar 15 menit.
3. Nongsa Regatta
Nongsa Regatta adalah event sport
olahraga air internasional yang diadakan setiap tahunnya di kawasan pariwisata
terpadu Nongsa, Kota Batam. Biasanya diadakan pada bulan Januari tiap tahunnya.
Event ini merupakan kompetisi yacht yang diikuti oleh para yachter luar negeri,
terutama dari Negara Singapura, Malaysia dan Australia, serta Negara lainnya.
Nongsa Regatta sendiri dipusatkan di
salah satu resort terkemuka di Kota Batam, bertempat di Nongsa Point Marina
Resort, yang berbatasan dan dengan pemandangan langsung ke Negara Singapura.
Lokasi penyelenggaraan Nongsa Regatta
hanya berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Batam dan dapat ditempuh sekitar
20-30 menit dengan kendaraan darat.
4. Halal Bihalal Punggowo
Halal bihalal Punggowo adalah event
tahunan yang ada di Kota Batam dengan melibatkan semua sanggar seni tari dan
budaya Jawa yang ada di Kepri. Pada hari diadakannya event ini, para pengunjung
disuguhi penampilan budaya Jawa yang terkenal, seperti Singo Barong, Jaran
Kepang, Reog Ponorogo, dan penampilan seni etnik khas Jawa lainnya.
Event ini dipusatkan di Dataran Engku
Puteri, di jantung Batam Center, pusat Kota Batam. Tentunya dengan
penyelenggaraan di lokasi yang strategis yang biasanya dilaksanakan di bulan
Juli ini, sangat memudahkan masyarakat dan wisman serta wisnus untuk
menikmatinya event ini.
5. Festival Jong
Festival Jong rutin dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Batam di Pantai Mak Dare, di Kawasan Pantai Kampung Tua Kampung
Melayu, Nongsa. Hanya berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Batam.
Festival ini menampilkan permaian khas
Provinsi Kepri, yakni balap perahu Jong – perahu kecil yang diberi layar – dan
dapat berjalan di atas air tanpa pengendara secara laju dengan memanfaatkan tiupan
angin alami yang ada di laut.
Festival Jong ini biasanya berlangsung
di bulan Februari, dimana bulan tersebut masih masuk ke dalam musim angin Utara
yang angin lautnya masih kencang, sehingga para nelayan menghindari untuk turun
ke laut. Sembari menunggu angin teduh, mereka dahulunya biasa mengisi waktu
dengan bermain dan bertanding perahu jong.
Saat ini, Festival Jong diikuti tidak
hanya dari Provinsi Kepri saja, namun juga diikuti oleh peserta dari luar
provinsi dan peserta dari negara tetangga, yakni Malaysia.
6. Kenduri Seni Melayu
Kenduri Seni Melayu diadakan di bulan
November setiap tahunnya di Kota Batam. Lokasi pelaksanaannya dipusatkan di
Dataran Engku Puteri, Batam Center. Selain seni musik, seni tari dan budaya
Kepri yang ditampilkan di event ini, kulinerpun bertebaran pada event ini.
Seni drama khas Melayu yang dikenal
dengan nama Mak Yong”pun turut tampil pada event ini. Stand yang disediakan
oleh panitia event juga menyediakan penjualan souvenir khas Melayu Kepri.
Pengunjung bisa mendapatkan buah tangan yang menarik, seperti gasing, keris,
baju melayu,tanjak dan souvenir lainnya pada saat penyelenggaraan event ini.
Dalam tampilan seni pada malam harinya
juga menampilkan seni dari Negara tetangga, seperti dari Malaysia, Brunei,
Singapura, Busan bahkan dari Myanmar dan Thailand.
7. Pawai Budaya dan Pembanguan
Pawai Budaya dan Pembangunan adalah
event tahunan yang diadakan setiap bulan Agustus di Kota Batam, yang lokasi
penyelenggaraannya dipusatkan di Batam Centre.
Dalam event yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kota Batam ini ditampilkan
pawai dengan kostum-kostum yang menarik dari semua provinsi yang ada di
Indonesia. Tidak ketinggalan juga ditampilkan berbagai macam kostum karnaval koreografi
yang atraktif, serta deretan mobil hias yang dibentuk dengan unik.
8. Batam Menari
Batam Menari merupakan event spektakuler
yang diadakan oleh BP Batam pada bulan April. Event ini dipusatkan di sekitar
bundaran BP Batam, yang bersebelahan dengan Dataran Engku Puteri, pusat Kota
Batam.
Event Batam Menari ini dilaksanakan
malam hari dan menampilkan tarian massal dengan satu tarian yang diberi judul
tari “Rampai Batam” yang diciptakan oleh Guruh Soekarno Putra, putra Sang
Proklamator RI. Tarian berdurasi 7 menit
ini memadukan unsur seni Melayu, Batak, Minang dan Cina ke dalam setiap
gerakannya. Event Batam Menari ini sempat memecahkah rekor MURI dengan jumlah
penari mencapai 16.000 peserta yang terdiri dari masyarakat umum, pelajar,
organisasi dan paguyuban, serta aparatur sipil Negara hingga TNI dan Polri-pun
ikut andil di dalamnya.
9. Festival Gasing
Festival gasing dilaksanakan beriringan
dengan Kenduri Seni Melayu di Kota Batam pada Bulan November. Pada event ini,
gasing dimainkan secara serentak oleh seribu pemain gasing yang didominasi oleh
pelajar dari beberapa sekolah dasar di Kota Batam.
Event ini mengangkat budaya permainan
yang ada di Kepri dan sekitarnya. Tidak ada yang tahu sudah sejak dari kapan
permainan ini ada di tanah Melayu, namun diperkirakan permainan ini sudah setua
kaya Melayu itu sendiri.
10. Barelang Marathon
Barelang Marahon merupakan event olah
raga marathon bergengsi yang digelar oleh BP Batam pada Bulan Desember setiap
tahunnya. Pelaksanaannya sendiri diadakan di Jembatan Barelang, jembatan yang
menjadi ikonik bagi Kota Batam.
Pada event
ini dinaikan beberapa kategori jarak lomba, diantaranya kategori jarak 42 km,
21 km, 10 km, dan 5 km. Pesertanya selain pelari dari Kota Batam dan Kepri,
juga diikuti dari luar Provinsi Kepri dan juga diikuti oleh pelari dari 17 negara.
Tahu gak gais? Dalam satu kesempatan,
Menteri Pariwisata bapak Arif Yahya
mempopulerkan rumus 3 A untuk pengembangan pariwisata di Indonesia. Tiga ukuran
untuk menilai kesiapan destinasi untuk dipromosikan, yakni Atraksi, Akses dan
Amenitas.
Nah, untuk di Kepri sendiri, ketiga hal
tersebut sudah tersedia dengan baik. Aksesnya oke, amenitasnya mendukung,
tinggal kita memperbanyak dan meningkatkan kualitas atraksi agar mampu
menggelitik animo wisman untuk mau datang, dan datang lagi ke Kepri. Apalagi
Kepri notabene adalah “beranda”nya Indonesia yang merupakan crossborder dalam pariwisata untuk
menggaet kunjungan wisman, terutama dari negara Singapura dan Malaysia.
Lebih jauh, Menteri Pariwisata Arif Yahya juga berharap atraksi yang sudah ada di
Kepri saat ini dapat menambah length of
stay para wisatawan mancanegara
tersebut di Kepri. “Semakin lama para wisman ini stay di Kepri, akan semakin banyak uang yang mereka berikan untuk
daerah kita”, lanjut Menteri Pariwisata Arif
Yahya.
Pada kesempatan lainnya, Menteri
Pariwisata Arief Yahya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua unsur yang terlibat dalam atraksi Calender of Event
di semua daerah. Menteri asli Banyuwangi itu selalu menegaskan bahwa
sebuah event harus dibuat dengan standar internasional. “Harus
pasti. Harus terjadwal dengan baik, sehingga nantinya tim promosi kami akan
dengan mudah mempromosikannya, wisatawan-pun akan bisa mengagendakan
kedatangannya dengan baik ke event yang dibuat tersebut”
kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Sementara itu, Kepri saat ini menduduki
peringkat ketiga dalam penyumbang wisman terbanyak di Indonesia setelah Bali
dan Jakarta. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar, pada
akhir 2017, tercatat ada 2.000.074 wisman yang berkunjung ke Kepri. Untuk itu, target kunjungan wisata tahun 2018 di
Provinsi Kepri mengalami kenaikan sebanyak 2,2 juta - 2,5 juta. (**)
Bams @2019
No comments:
Post a Comment