Thursday, November 13, 2014

SURGA ITU DI TELAPAK KAKI PENDAKI (REVIEW SEPATU REI DAN SANDAL GUNUNG JAYAGIRI)

Menjelang tengah malam, beberapa hari yang lalu, saat asik bercengkrama di sosmed dengan beberapa teman pendaki yang belum pernah Saya jumpai secara langsung, tiba- tiba satu pesan inbox Saya terima dari teman pendaki lainnya dengan nama FB, Hendra Silaban.
Bersandal jepit di pantai Pulau Lampu, Kepri. 


Teman tersebut menanyakan satu hal “kecil” kepada Saya, yakni “Mas, pada saat mendaki gunung atau pergi hiking, mas lebih suka menggunakan sepatu atau sandal ?”.

Saya jawab, “Saya bawa dua- duanya. Sepatu dan sandal. Untuk medan kering dan berbatu seperti tipikal gunung- gunung yang ada di Indonesia, Saya lebih nyaman menggunakan sepatu. Sandal juga Saya bawa untuk dipakai pada saat nge-camp dan beristirahat di camp site. Sedang untuk tipikal jalur hiking di negeri tetangga, yakni Malaysia, di mana jalur trekking-nya kebanyakan jalur basah dengan mengikuti atau melintasi sungai- sungai, Saya lebih nyaman menggunakan sandal”.

Ya, Saya baru saja menyadari bahwa dua peralatan hiking tersebut adalah peralatan yang paling tidak pernah Saya tinggalkan pada saat berpergian. Dua- duanya walaupun digunakan untuk bagian paling “rendah” pada tubuh Saya, namun mempunyai fungsi yang paling krusial. Mereka melindungi perjalanan Saya dan membawa Saya untuk pulang ke rumah dengan mengorbankan ketahanan “tubuh” mereka.

Dahulu, saat masih berdomisili di daerah Sumatera, sepatu adalah teman setia saat melakukan perjalanan hiking atau pendakian, karena memang tipikal daerah di sekitar Saya adalah daerah hutan dengan banyak perbukitan dan pegunungan. Namun saat ini saat Saya sudah berdomisili di daerah kepulauan yang notabene didominasi oleh laut dan pulau- pulau, sandal lebih sering menemani perjalanan Saya, terutama saat jelajah pulau.

Di antara yang bersandal dan “nyeker” juga ada yang bersepatu.

Kawan pendaki, sepatu atau sandal walaupun kelihatannya sepele, namun jika kita salah dalam memilihnya, maka bukannya kenyamanan yang menjadi teman seperjalanan kita, malah hal tersebut dapat menjadi salah satu pintu dari beberapa pintu “neraka” perjalanan kita.

Saya punya sedikit saran dalam memilih sepatu yang akan digunakan untuk hiking atau pendakian, yakni dari bentuknya, pilihlah sepatu yang agak tinggi, kira- kira setinggi mata kaki. Hal ini berguna untuk melindungi bagian dari kaki lebih banyak lagi dari gesekan ranting di jalur pendakian ataupun tusukan duri di semak- semak. Pilihlah sepatu dengan tapak yang bergerigi menyebar ke seluruh permukaan bawah sepatu agar pada saat melintasi medan yang licin, sepatu dapat mencengkram dengan kuat ke permukaan tanah dan si pemakai tidak terpeleset.

Team jelajah 100 pulau dari FPTI Kota Batam.

Untuk bahannya, Saya menyarankan sepatu berbahan waterproof/ tahan air, karena cuaca tidak dapat diprediksi dan pilih sepatu yang banyak lipatan- lipatan jahitannya. Sepatu hiking dengan banyak lipatan biasanya lebih tahan lama dibandingkan dengan yang lipatannya sedikit.

Yang terpenting adalah ukurannya, pilih yang sesuai dengan ukuran kita sebagai pemakai. Ada baiknya pada saat mencoba sepatu tersebut kita sedang memakai kaus kaki, sehingga dapat langsung merasakan pas atau tidaknya di kaki kita. Kadang berat dan ringannya sepatu juga berpengaruh terhadap performa si pemakai. Sebaiknya hal ini juga menjadi satu pertimbangan lainnya dalam memilih sepatu hiking.

Di Pulau Kapal Besar dengan sandal gunung.

Bagaimana dengan sandal ? Untuk sandal Saya menyarankan penggunaan sandal gunung yang mempunyai tali yang kuat dan tapaknya juga bergerigi. Jangan gunakan sandal biasa atau yang dikenal dengan sandal jepit. Selain sandal jepit tidak bisa kuat melekat di kaki kita karena hanya mengandalkan kekuatan jepitan jempol dan jari tengah kaki, sandal jepit juga rentan putus dan licin, apalagi saat berhadapan dengan medan tanah licin dengan tingkat kemiringan yang ekstrem. Selain itu yang paling signifikan adalah sandal jepit tidak mampu menutupi keseluruhan permukaan kaki yang membuat kaki rentan akan bahaya lecet atau luka karena gesekan batu, kayu, atau benda keras lainnya.

Salah satu audience pernah memberikan komentar pada salah satu tulisan Saya di suatu grup pendaki, Yang bersangkutan menuliskan “Sodaraku Bams Nektar ane pernah ke Gn. Sumbing pakai sandal jepit ternyata turunnya nyiksa, tidak bisa sambil lari takut tuh sandal putus. Bagi saudaraku kalau memang punya sepatu mending pakai sepatu lebih nyaman”.

Sunset view dalam perjalanan jelajah pulau.

Jadi, pemakaian kedua equipment ini sudah dibuktikan oleh para pendaki terutama untuk menunjang kenyamanannya selama pendakian ataupun hiking.

Saat ini sudah banyak dan bermacam- macam merk sepatu yang khusus untuk digunakan pada saat trekking/ hiking, baik yang dibuat di dalam negeri maupun dari luar negeri. Merk- merk tersebut juga ada yang sudah terkenal maupun yang baru muncul. Namun fungsi dan tujuannya sama, yakni memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi si pemakainya. Tinggal kita sebagai pengguna yang menentukannya sesuai menurut selera kita masing- masing tentang masalah warnanya, modelnya, dan tentunya juga berhubungan dengan budget yang kita punya.

Saya sendiri saat ini menggunakan sepatu hiking merk Rei berbahan kulit sintetis berwarna coklat dan sandal gunung bertali cukup banyak dengan webbing putih merk Jayagiri. Pertimbangan Saya menggunakan sepatu dan  sandal tersebut tersebut sih sederhana saja, gerigi di tapak sepatu dan sandal tersebut cukup bagus dan menyebar ke sekeliling tapaknya dan  karena Saya cinta produk Indonesia buatan anak negeri, walaupun Saya gak bakalan nolak jika dikasih gratisan produk yang serupa namun ber-merk “luar” :D . Selain itu produk yang Saya pakai tersebut sudah mampu memberikan kenyamanan bagi kaki Saya dan tentu saja faktor lainnya adalah budget yang dapat dicapai tangan Saya saat Saya merogoh kantong celana :v .

Nah, kawan pendaki, alas kaki yang anda pilih juga ikut menentukan apa yang akan anda temukan di dalam perjalanan anda. Surga perjalanan atau Neraka perjalanan.

Salam satu jiwa

* * * *  *

Surga dan Neraka bukan hanya terletak di telapak kaki ibu. Surga dan Neraka juga terdapat di telapak kaki Pendaki… :D

Semoga dengan berbagi jiwamu tercerahkan.

* B4MS *

* * * *  *
Bams mengajak untuk :

 “GUNAKAN HATI SAAT MENDAKI”

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Menulis Artikel yang diadakan oleh cadventura.com untuk kategori REVIEW PERALATAN HIKING. Tulisan ini dapat juga dibaca di cadventura.com – SURGA ITU DI TELAPAK KAKI PENDAKI 




BAMS2 photo BAMS2.jpg YULI2 photo OELIEL2.jpg ZAKI photo ZAKI.jpg RAIHAN photo RAIHAN.jpg RAKAN photo RAKAN.jpg KEENAN photo KEENAN.jpg

No comments:

Post a Comment