Wednesday, March 9, 2016

KOPI SEKANAK, MINUMAN PARA RAJA

Kepala pusing, dada berdebar- debar, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, sangat susah untuk berkonsentrasi dan timbulnya rasa cemas yang berlebihan. Itulah yang Saya rasakan sesaat setelah menyicipi minuman kopi di salah satu cafĂ© yang terletak di Nagoya Hill Mall, Batam, beberapa bulan yang lalu. Bahkan dalam perjalanan pulang dengan mengendarai mobilpun sudah cukup menyiksa Saya, teritama efek dada berdebar dan rasa cemas yang berlebihan itu tidak hilang- hilang juga. Pandangan mata tiba- tiba menjadi “awas” dan melihat sesuatu yang jauh semisal melihat papan reklame itu serasa di zoom. Tulisan- tulisan kecil di papan reklame itu tiba- tiba menjadi besar.
Sejak saat itu Saya menyatakan STOP untuk minum kopi, terutama kopi murni yang digiling, diseduh, lalu diperas untuk menyaring ampas kopi guna mendapatkan sari kopinya. Kapok…! Namun Saya masih mentolerir minuman kopi jenis kopi bubuk atau serbuk, atau yang biasa disebut “kopi kampung”. Dasar orang kampung yah, makan dan minum gak bisa lepas dari kata- kata “kampung” hihihi.

Awal Bulan Maret ini, Saya dan seorang teman – Mas Nunung – jalan bareng ke Tanjung Pinang. Satu jam perjalanan melintasi laut menggunakan kapal ferry untuk suatu urusan yang berkaitan dengan rencana jelah Pulau Berhala dengan berkolaborasi bersama Dinas Pariwisata Kepri. Di Pelabuhan Tanjung Pinang, kami sudah ditunggu oleh Bang Peri, perwakilan Dinpar Kepri.

Bang Peri mengajak kami berdiskusi seputaran rencana jelalah Pulau Berhala tersebut di sebuah warung kopi. Warung Kopi Sekanak namanya. Letaknya di sebelah toko oleh- oleh Dapoer Melayoe.
Toko oleh- oleh Dapoer Melayoe
Kopi Sekanak? Hmm… Nama yang asing buat Saya. Yang pernah kedengaran di Tanjung Pinang itu biasanya Kopi Tiam atau Kopi Vietnam. Tapi ini, Kopi Sekanak?

Seperti biasa, Saya menghindari untuk memesan secangkir kopi, karena khawatir akan efek samping yang ditimbulkan kafein yang terkandung di dalamnya. Pilihan jatuh pada pesanan segelas Teh O – Teh manis hangat – yang menurut Saya “aman” dan cocok, karena secara kebetulan hujan turun dengan lebatnya membasahi Kota Tanjung Pinang.

Belum sempat mencicipi hangatnya teh O yang telah terhidang di depan Saya, Bang Peri mengenalkan kami dengan si empunya Warung Kopi Sekanak, Bang Teja. Bang Teja juga yang meramu komposisi campuran Kopi Sekanak hingga siap untuk dihidangkan bagi penggemar kopi, khususnya di penggemar kopi di Kota Tanjung Pinang ini.

Menurut Bang Teja, yang baru dua bulan ini membuka Warung Kopi Sekanak di Jalan Sultan Machmud, Tanjung Pinang, nama “Sekanak” ini berasal dari daerah muara sungai yang menuju laut, yang berombak besar. Jadi jangan heran, nama “Sekanak” juga akan dijumpai di daerah lain, karena “Sekanak” berkonotasi kepada daerah muara yang berombak besar. Khusus Kopi Sekanak yang diramu oleh Bang Teja ini, Sekanak yang dimaksud adalah Sekanak di daerah Lingga, Kepri.

Uniknya kopi Sekanak ini, dahulunya adalah minuman yang hanya dikonsumsi oleh Raja Lingga beserta keluarganya. Kopi Sekanak ini ada dua macam; kopi Sekanak yang khusus untuk dikonsumsi siang hari dan kopi Sekanak yang khusus dikonsumsi malam hari.

Perbedaan antara kopi Sekanak siang dan kopi Sekanak malam adalah campuran dari rempah- rempah yang membangun citra rasa kopi Sekanak tersebut. Kopi Sekanak yang dikonsumsi untuk siang hari diolah dengan tujuh macam rempah, sedangkan kopi Sekanak yang dikonsumsi malam hari diolah dengan 9 macam rempah unggulan.

Selain itu, keunikan lainnya dari Kopi Sekanak ini adalah, Kopi Sekanak siang, dapat di minum di malam hari, namun Kopi Sekanak malam tidak dapat diminum pada siang hari. Demikian penjelasan dari Bang Teja.

Ada keunikan tambahan lainnya yang disampaikan oleh Bang Teja, yakni rasa kopi Sekanak ini akan lengket di belakang lidah kita, di pangkal tenggorokan saat kita mencicipinya. Saya hanya bergumam di dalam hati, “Ah, cakap besar saje abang ini ! Macam mana pula rasa kopi bisa lengket di pangkal tenggorokan di belakang lidah? Promosi sajelah abang nih !”

Di akhir penjelasan tersebut, Bang Teja berhasil membuat Saya memesan secangkir Kopi Susu Sekanak untuk membuktikan penjelasan yang tentang citra rasa Kopi Sekanak yang telah diungkapkan olehnya barusan.

Tak memerlukan waktu lama untuk secangkir Kopi Susu Sekanak mendarat di meja Saya. Langkah pertama Saya jelas, mencium aroma dahulu sebelum merasakan rasa kopinya. Hmmm, aromanya adalah campuran rempah dan kopi. Ini unik… Saya baru pertama kali mencium aroma ini. Sangat menarik…

Tegukan pertama… Lalu tegukan kedua… Disambung dengan tegukan ketiga dan seterusnya. Luar biasa, lidah Saya tidak bisa berhenti untuk terus mencicipi khas rasa Kopi Sekanak ini. Ups, ternyata Bang Teja ini memang tak cakap bohong, tak cakap besarlah… Apa yang disampaikannya memang terbukti tentang keunikan rasa Kopi Sekanak. Betul- betul lengket rasanya di ujung tenggorokan. Rasanya yang berbeda dengan kopi lainnya karena campuran rempah- rempah alami menjadi ciri khas pembeda yang signifikan pada Kopi Sekanak ini.

Yang jelas, minum Kopi Sekanak ini membuat Saya dapat merasakan cita rasa raja- raja di Lingga sana. Cita rasa masa lalu yang mampu dihadirkan kembali ke saat ini oleh Bang Teja melalui Kopi Sekanak.
 

Bams @2016



BAMS2 photo BAMS2.jpg YULI2 photo OELIEL2.jpg ZAKI photo ZAKI.jpg RAIHAN photo RAIHAN.jpg RAKAN photo RAKAN.jpg KEENAN photo KEENAN.jpg

No comments:

Post a Comment