Dari segi fisik jelas saja duduk dalam waktu lama itu sangat
melelahkan. Untung saja keadaan ombak tidak bergejolak dan sinar mentari di
pagi hari tidak terlalu panas. Selain itu, panorama di sepanjang perjalanan
cukup membantu bagi wajah- wajah yang suka tersenyum jika lensa kamera
diarahkan kepadanya.
Setelah melewati Pulau Resang, terlihatlah nun jauh di sana pulau
yang akan dituju. Walaupun terlihat dengan jelas, membutuhkan waktu sampai satu
jam juga untuk mencapai pulau tersebut. Semua yang ada di atas pompong sudah
memperlihatkan aura tidak sabar lagi untuk segera menyentuhkan telapak kaki
mereka di atas pasir pantai Pulau Berhala.
Dalam perjalanan (Foto by. Ade)
Mengarungi lautan ke Pulau Berhala.
Semakin mendekati Pulau Berhala, hati semakin berdebar- debar
(apakah ini yang dikatakan cinta?). Soalnya kami sudah mulai melihat beberapa
pulau kecil yang berdekatan dengan Pulau Berhala. Di pulau- pulau kecil ini
terhampar batu- batu besar maupun sedang di sela- sela pantainya yang masih
alami. Pulau- pulau kecil yang indah mempesona. Jika pulau- pulau di sekeliling
Pulau berhala saja indahnya sudah seperti ini, bagaimana dengan Pulau Berhala
sendiri?
Dan akhirnya pompong kami mendekati bibir pantai Pulau Berhala.
Namun ada sedikit masalah, air laut sedang surut. Dengan beban sebanyak yang
kami bawa, dapat dipastikan pompong yang kami tunggangi akan kandas sebelum
mencapai pantai.
Pulau- pulau kecil berbatu yang cantik.
Mendekati Pulau Berhala.
Dari jauh pak RT Pulau Berhala mendekati kami dengan perahunya
beserta satu orang warganya menggunakan pompong yang lebih kecil. Setelah
perahu pak RT merapat ke pompong kami, anak- anak dan wanita berpindah tempat
ke pompong yang lebih kecil agar muatannya berkurang dan dapat melewati bibir
pantai Pulau Berhala.
Pak RT Pulau Berhala mendekati pompong kami.
Sebagian muatan dipindahkan ke perahu lainnya agar ringan.
Perahu pak RT memandu kami melewati perairan Pulau Berhala agar
pompong tidak kandas di bebatuan. Tekong yang mengendalikan laju pompong harus
extra hati- hati mengikuti petunjuk arah dari pak RT Pulau Berhala dalam
melewati jalur merapat ke pelantar Pulau Berhala.
Kecerian anak- anak Pulau Berhala saat pompong kami merapat.
Gugusan batu- batu yang menggoda untuk spot fotografi.
Akhirnya, kaki ini yang telah dari tadi sudah tidak sabar untuk
mencelupkan jari- jarinya ke dalam beningnya air dan lembutnya pasir Pulau
Berhala melompat juga ke dalam laut setinggi betis di bibir pantai. Alhamdulillah,
Berhala, pada pandangan pertama, Saya langsung jatuh cinta dengan pulau ini.
Salah satu anak Pulau Berhala di bawah pelantar.
Pantai utama Pulau Berhala.
Bams @2016
No comments:
Post a Comment