Hutan adalah sumber kehidupan. Sumber mata air yang memenuhi
setiap anak sungai yang mengalirkan airnya ke telaga. Dari telaga, air tersebut
diproses kembali oleh perusahaan pengolahan air dan kemudian didistribusikan ke
perumahan penduduk. Kita tinggal memutar keran di rumah dan,,, abracadabra…. Mengalirlah
H20 tersebut ke gelas dan untuk kemudian membasahi kerongkongan yang kering.
Bagaimana jika mata air tersebut berhenti unuk mengisi anak sungai ???
Dua orang anak mencari air bersih di musim kemarau.
Foto di atas saya ambil pada musim kemarau Tahun 2013 yang lalu,
tepatnya Bulan Agustus 2013. Lokasi pengambilannya di bukit Tiban Kampung. Saat
itu saya tengan meng-capture
pemandangan hutan di sekitarnya, dan tiba- tiba dua orang anak melintar di
jalur jalan setapak kaki bukit sambil membawa derigen berisi air.
Setahun lebih sudah berlalu. Foto ini terlupakan oleh waktu dan
tersimpan saja di dalam suatu folder di laptop. Hari ini saya melihat kembali
foto ini dan tiba- tiba hal- hal kecil pada foto ini menggelitik saya untuk
menulis tentangnya.
Bukit Tiban Kampung di Pulau Batam adalah salah satu sumber mata
air yang mengalirkan sungai berair jernih ke Telaga Sungai Ladi. Dari telaga
tersebut air dioleh oleh PT. Adhya Tirta Batam (ATB) dan kemudian dialirkan ke
rumah- rumah penduduk.
Telaga Sungai Ladi ini bukan satu- satunya telaga sumber mata air
bagi penduduk Batam, namun telaga ini tentu saja sangat vital bagi kedinamisan kehidupan
di Kota Batam.
Nah, jika masyarakat yang berada di sekitar sumber mata air saja
sudah mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih, bagaimana dengan masyarakat
yang berada jauh dari sumber air ?
Musim kemarau sangat mempengaruhi debit air bersih di telaga atau
waduk- waduk air di Pulau Batam. Dalam rentang musim kemarau itu debit air akan
berkurang hari demi hari, sehingga jika kita melewati jalan raya di sekitaran
waduk tersebut, kita dapat melihat pesisir waduk tersebut semakin memperlihatkan
warna tanah merahnya, yang berarti airnya menyusut.
Penduduk di sekitar kaki bukitpun juga mulai susah untuk
mendapatkan air bersih dari alam. Debit air bersih dari mata air di bukit juga
berkurang karena musim kemarau, apalagi jika ditambah penebangan dan pencurian kayu
dalam hutan di bukit, atau alih fungsi hutan untuk kebun atau rumah liar. Tidak
salah bukan, jika penduduk di sekitar mata air menderita karena kekurangan air
bersih. Ibarat ayam mati di lumbung padi…
*****
Bams 2014
No comments:
Post a Comment