Para “Pecinta Alam/ Penggiat Alam
Bebas/ Pendaki” kadangkala pingin selalu eksis atau mengeksiskan kelompok atau
organisasinya, atau diri pribadinya (selfie dengan tulisan). Banyak cara yang
mereka lakukan, mulai dari corat- coret atau aksi vandalism di bebatuan, di
pondok peristirahatan/ shelter (bagi yang tidak menyadarinya). Ada juga yang
menempelkan plang nama di sepanjang jalur pendakian dengan memaku plang
tersebut ke pohon, alih- alih untuk papan petunjuk arah (katanya…).
Namun, tahukan kawan….? Memaku pohon
(Tree Spiking) juga termasuk salah satu cara merusak alam yang paling efektif?
Bagaimana penjelasannya?
Ternyata, menurut pakar tanaman, Herdiawan, salah satu
mudahnya pohon tumbang karena lemahnya daya tahan pohon karena adanya paku-paku
yang masuk ke dalam pohon. Karena sel yang ada di dalam pohon akan
mati. “Apalagi paku yang berkarat, akan menyebabkan sakit atau infeksi
pada pohon. Dampaknya, pengeroposan kambium dalam pohon akan lebih cepat,”
jelas Herdiawan yang dikutip dari Radar Bogor.
Penggunaan paku, sekrup atau baut dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada. Bentangan Kabel dan tali-tali yang menggantung di
cabang-cabang pohon sangat merusak akibatnya dapat merusak kulit kayu dan
struktur pohon. Kerusakan lain pada kulit pada pohon, apakah oleh paku, sekrup
atau baut adalah sebagai titik masuk potensial bagi infeksi penyakit dan
bakteri. Tusukan-tusukan yang banyak akan menyebabkan kerusakan dalam bentuk
Kompartementaslisasi
Pohon yang banyak pakunya tentu ada yang bisa beradaptasi
ada pula yang tidak. Sekurang-kurangnya pohon dengan banyak logam atau benda
asing yang tertanam didalamnya akan mengurangi nilai ekonomi setelah dipanen
(untuk pohon yang dibudidayakan). Dalam kehidupannya, pohon juga akan mengalami
gangguan proses fisik dan biologis dalam tubuhnya karena gangguan benda asing
yang ikut tertanam di dalamnya. Seperti, kompartementaslisasi akan mengganggu
proses fisiologi tanaman dan mengurangi tekstur kayu pada pohon. Kekuatan kayu
pun akan berkurang karena pohon mudah terinfeksi penyakit seperti jamur dan
bakteri karena banyaknya pintu bagi hama dan penyakit pada kulit pohon. Padahal
kulit kayu adalah tameng terluar dari batang pohon. Sedangkan batang adalah
tempat yang sentral dan pertumbuhan pohon.
Pohon-pohon yang banyak ditancap logam dan dijerat benda
lain sangat mudah rusak. Dalam jangka panjang sangat mungkin pohon-pohon yang
telah melemah akibat logam dan tali yang tertanam ditubuhnya akan mudah tumbang
dan cepat mengalami kematian.
Intinya, memaku pohon (tree Spiking)
akan merusak kambium yang ada pada pohon, dan paku yang tertancap akan
mengalami proses pengaratan yang pada akhirnya akan mengakibatkan kematian pada
pohon itu sendiri secara perlahan. Ingat... Secara perlahan... Dan itu adalah
cara kematian yang KEJAM...!!!
Jadi, jika kita melakukan pencabutan
paku/ benda logam lainnya, dari tindakan tree
spiking, berarti kita telah ikut
menjaga pohon-pohon tersebut terbebas dari sakit (terinfeksi, keropos, rusak
konstruksinya, tumbang dan mati). Artinya, kita sudah ikut memelihara
kelestarian alam.
Selain itu, tahukah anda kawan,,,,? Paku
ini juga adalah senjata yang biasa digunakan para dukun untuk melumpuhkan
korbannya, membuat korbannya menderita. Tidak terlihat, tidak bersuara, tapi
mematikan… Jadi jika ada di antara para pendaki atau pecinta alam yang
melakukan Tree Spiking, maka dia atau organisasinya layak menyandang predikat
“Pendaki Dukun” yang bernaung di bawah bendera “Organisasi Ilmu Hitam” .
Keep climbing, keep green…
Salam satu jiwa.
* * * * *
Mentransfer seribu paku ke dalam dada
seribu orang adalah sesuatu yang mudah bagi satu orang. Mentransfer satu paku
kesadaran ke dalam hati satu orang adalah sesuatu yang sulit bagi seribu orang.
Semoga jiwamu tercerahkan.
*B4MS*
* * * * *
No comments:
Post a Comment